Jumat 13 Nov 2015 18:56 WIB

Pasar Cipinang Diklaim Aman dari Kartel Beras

Rep: Risa Herdahita Putri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT. Food Station Pasar Tjipinang Jaya, Arif Prasetyo Adi menegaskan ia tidak menjumpai adanya mafia kartel beras di tengah risiko kelangkaan beras yang kini terjadi. Di Pasar Cipinang, ia mengaku harga beras kini sudah bergerak naik.

"Nggak ada mafia lah itu semua pedagang. Kalau spekulan kan ada untung, ada rugi. Jangan salah lah. Kita sama-sama bermitra dengan semua orang, yang penting stabil," ujarnya, ketika ditemui di Gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Jumat (13/11).

Ia menjelaskan, saat ini stok beras di Pasar Cipinang mencapai 34 ribu ton. Itu setelah pihaknya mendapat tambahan sebanyak 4 ribu ton pagi tadi.

"20 persen dari Jatim, 20 persen dari Jabar, masih sekitar Jawa," lanjutnya.

Dalam keadaan aman, paling tidak Pasar Cipinang seharusnya memiliki 25 ribu ton stok beras. "Kenapa stok banyak? ada operasi pasar mereka stoknya dikeluarin. Mereka takut rugi kalau beras impor dikeluarkan Bulog," terangnya.

Soal harga, tren kenaikan itu sudah ada. Saat ini beras rata-rata per kilonya di level Rp 9.500. Sementara dalam keadaan normal harga beras di kisaran Rp 8.000-8.5000 per kilo.

"Harga mahal itu kalau sudah di atas Rp 10 ribu per kilo. Jadi harganya sudah di atas. Belum tinggi sekali, tapi sudah bergerak naik." lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement