Jumat 06 Nov 2015 19:17 WIB

Pendapatan Indosat Naik 10,5 Persen

Indosat
Indosat

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Indosat Tbk dalam kuartal ketiga 2015 mencatat kenaikan pendapatan 10,5 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, yakni dari Rp17,72 triliun menjadi Rp19,58 triliun.

"Kenaikan pendapatan antara lain didorong oleh kenaikan jumlah pelanggan dan kemampuan kita untuk memperluas jaringan sehingga mampu memberikan pelayanan yang memuaskan," kata Presiden Director and CEO PT Indosat Tbk Alexander Rusli kepada pers di Jakarta, Jumat.

Perusahaan bidang telekomunikasi itu juga mencatat laba usaha naik 284,3 persen dari Rp491,3 miliar menjadi Rp1,89 triliun.

Ia mengatakan untuk EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) juga tumbuh sebesar 12,8 persen menjadi Rp8,6 triliun dengan marjinnya sebesar 43,8 persen.

Beban perusahaan, tambahnya, mengalami peningkatan sebesar 2,7 persen dalam periode tersebut dibanding tahun sebelumnya sebagai akibat oleh peningkatan beban jasa telekomunikasi, beban penyusutan dan amortasi, beban karyawan, beban pemasaran, serta beban administrasi dan umum.

"Pendapatan selular, data tetap atau MIDI dan telepon tetap masing-masing memberikan kontribusi 82 persen, 14 persen, serta empat persen terhadap konsolidasi perusahaan," katanya.

Sementara pelanggan Indosat, katanya, meningkat 27,3 persen dalam kuartal ketiga 2015 dibanding periode sama 2014, menjadi 69 juta pelanggan dari 54,2 juta pelanggan.

"Perusahaan dalam beberapa bulan terakhir memang agresif dalam memodernisasi jaringan sehingga memiliki persepsi kualitas pelayanan meningkat. Penambahan pelanggan utamanya didominasi oleh pengguna data yang mendorong pertumbuhan trafik data 155,6 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya," katanya.

Sementara untuk utang perusahaan per 30 September 2015, Alexander mengatakan naik sebesar 5,1 persen dibanding dengan per 30 September 2014, disebabkan adanya penarikan pinjaman baru sebagai bagian dari program pelunasan dipercepat obligasi dolar AS. "Menguatnya dolar AS ikut memberikan andil bagi kenaikan utang perusahaan," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement