Jumat 06 Nov 2015 14:27 WIB

Di Depan HIPMI, Wapres JK: Kalau tak Bisa Ekspor, Kurangi Impor!

Wapres Jusuf Kalla.
Foto: @Pak_JK
Wapres Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla telah membuka Sidang Dewan Pleno I dan Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Istana Wapres yang bertujuan untuk menetapkan arah dan kebijakan organisasi.

"Begitu juga kepada menteri, kita instruksikan agar pengusaha muda diberi keberpihakan agar tumbuh negeri ini dengan jumlah pengusaha yang baik di semua daerah," kata JK saat dalam sambutan pembukaan di Istana Wapres, Jakarta pada Jumat (6/11).

Menurut JK, pemerintah telah membuat regulasi bersama perbankan yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan pengusaha muda. Salah satu upaya untuk mendukung usahawan muda Indonesia adalah dengan diturunkannya bunga Kredit Usaha Rakyat yang merangsang pertumbuhan industri di daerah.

Wapres menambahkan pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung kepada tiga hal yang pertama yaitu produktivitas dari pengusaha dan investasi lokal yang diberi keutamaan untuk melakukan penanaman modal di daerah di Indonesia.

Hal kedua yaitu kemampuan pemerintah untuk membangun investasi khususnya infrastruktur untuk memperlancar pertumbuhan pengusaha nasional. "Ketiga, yaitu tingkat produktivitas dan konsumsi kita yang baik, daya beli yang baik yang bisa memberi pertumbuhan kepada bangsa ini," tambah JK.

Wapres menambahkan jika terjadi krisis ekonomi di negara berekonomi maju seperti Amerika Serikat dan Cina, maka sejumlah daerah yang terkena imbas adalah daerah penghasil komoditas seperti batu bara, minyak kelapa sawit serta karet.

Hal itu menyebabkan daya beli di daerah secara nasional menurun karena permintaan komoditas yang juga turun sehingga berpotensi memicu pengurangan tenaga kerja.

"Yang baik adalah tentu jangan defisit perdagangan Indonesia itu. Harus seimbang. Kalau kita tidak bisa mengekspor, maka kurangi impor. Apa impornya? Makanan, beras, jagung, kedelai, akibat kebutuhan nasional," jelas JK.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement