Selasa 27 Oct 2015 17:22 WIB

Adira Finance Dongkrak Pembiayaan Kendaraan Bekas

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
 Pekerja melintas berlatar belakang penyaluran kredit Adira Finance di Jakarta, Jumat (21/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja melintas berlatar belakang penyaluran kredit Adira Finance di Jakarta, Jumat (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Adira Finance mencatat total outstanding atau piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) hingga kuartal III 2015 mencapai Rp 47,3 triliun, turun empat persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 49,5 triliun. Turunnya pembiayaan baru pun membuat Adira mendongkrak pembiayaan kendaraan bekas.

Direktur Utama Adira Finance Willy Suwandi Dharma mengatakan, industri motor dan mobil masih mengalami perlambatan, sehingga berdampak pada kinerja Adira Finance. Penjualan motor baru secara industri turun 20 persen (yoy), sedangkan penjualan mobil baru turun 18 persen (yoy).

Pembiayaan baru Adira hingga September 2015 tercatat sebesar Rp 22,8 triliun, atau setara dengan 1,3 juta kontrak baru. Pembiayaan baru turun 10 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

“Aset managed turun disebabkan new booking turun 10 persen,” jelasnya dalam paparan kepada media di Jakarta, Selasa (27/10).

Pembiayaan baru terdiri atas pembiayaan baru sepeda motor senilai Rp 13,3 triliun atau berkontribusi sekitar 58 persen dari total pembiayaan baru. Sedangkan, pembiayaan baru untuk mobil mencapai Rp 9,4 triliun dan barang rumah tangga senilai Rp 119 miliar. Adapun pangsa pasar sepeda motor baru dan mobil baru terhadap penjualan nasional masing-masing sebesar 12,2 persen dan 4,8 persen. 

Pelambatan pada penjualan baru menyebabkan Adira Finance menggenjot pembiayaan kendaraan bekas. Porsi pembiayaan kendaraan bekas mencapai Rp 8,9 triliun atau 39 persen dari total pembiayaan baru hingga September 2015. Pertumbuhan tersebut terutama didorong pembiayan mobil bekas yang tumbuh 18 persen dari Rp 3,5 triliun pada kuartal III 2014 menjadi Rp 4,2 triliun. 

Kenaikan harga kendaraan baru dan penurunan daya beli dinilai menyebabkan mobil bekas menjadi pilihan masyarakat untuk kegiatan produktif. Sementara, penyaluran pembiayaan sepeda motor bekas tumbuh dua persen menjadi Rp 4,7 triliun sampai September 2015. 

Sebelumnya, Adira Finance menargetkan total pembiayaan baru sampai akhir tahun sebesar Rp 34 triliun. Namun, target tersebut direvisi menjadi di kisaran Rp 30 triliun sampai Rp 30,5 triliun. Dengan asumsi, target pembiayaan baru per bulan yang sebelumnya sebesar Rp 2,7 triliun diperkirakan hanya bisa tercapai Rp 2,5 triliun per bulan. Sehingga, total outstanding diperkirakan tetap di kisaran Rp 47 triliun. 

“Diperkirakan aset managed sampai akhir tahun di kisaran Rp 46,5  triliun sampai Rp 47 triliun,” ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement