REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Warga Pulau terluar Indonesia yang berada di Provinsi Bengkulu, yakni Pulau Enggano diprediksi belum bisa merasakan aliran listrik hingga 2016 mendatang.
"Kita sudah ajukan ke pusat, tetapi belum ada tanggapan, sepertinya sampai 2016 masyarakat belum dapat listrik," kata General Manager PLN Bengkulu, Joni di Bengkulu, Ahad (25/10).
Menurut dia, Pulau Enggano belum memiliki sumber pembangkit listrik. Di sana tidak memiliki sungai yang bisa diberdayakan menjadi pembangkit listrik tenaga air (PLTA). "Karena itu kita usulkan pembangkit listrik tenaga surya," kata dia.
PLTS yang menjadi usulan PLN Bengkulu berkapasitas satu megawatt. Jumlah tersebut dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Enggano. "Kita usulkan untuk mendapatkan bantuan dari Bank Dunia, tapi belum ada respon," kata Joni.
Jumlah keluarga yang ada di Pulau Enggano ada sebanyak 850 kepala keluarga. Artinya, ribuan masyarakat Bengkulu belum bisa menikmati aliran listrik. Sementara, listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar dan menjadi penggerak roda perekonomian masyarakat.
Diharapkan pulau terluar dari Bengkulu itu segera merasakan aliran listrik PLN. "Kita berharap, PLTS di Enggano segera terealisasi. Kami tetap berupaya untuk merealisasikannya," ujarnya.