REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 berada di angka 5,3 persen. Namun, proyeksi ini disertai risiko, seperti kemungkinan naiknya suku bunga Amerika Serikat (AS), perlambatan di negara-negara mitra dagang, seperti Cina, pelemahan di sektor swasta akibat depresiasi nilai tukar dan berkurangnya marjin keuntungan, serta kemarau akibat pola cuaca El Nino.
Kendati begitu, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves menilai, pertumbuhan Indonesia terbilang lebih baik dibandingkan negara pengekspor komoditas yang lain. "Kebijakan pro aktif pemerintah merupakan implementasi yang baik untuk bisa memperkuat kepercayaan investor," katanya dalam acara paparan perkembangan triwulan perekonomian Indonesia di Jakarta, Kamis (22/10).
Dalam laporan tebarunya, Bank Dunia menyebutkan bahwa upaya yang ditempuh Pemerintah Indonesia, seperti pemberian stimulus, reformasi kebijakan dan peningkatan kualitas belanja negara dinilai cukup efektif dalam menghadapi gejolak perekonomian global saat ini.