REPUBLIKA.CO.ID WASHINGTON -- Federal Reserve AS mengatakan belanja konsumen yang stabil dan membaiknya pasar perumahan mendorong pertumbuhan ekonomi AS moderat di akhir musim panas. Meskipun output pabrik lamban karena penguatan dolar.
The Fed mengatakan dalam potret ekonomi terbaru bahwa sembilan dari 12 bank regional melaporkan pertumbuhan moderat dari pertengahan Agustus hingga awal Oktober. Dua bank mengatakan kegiatan ekonomi meningkat, sedangkan Kansas City Fed mengatakan ekonomi sedikit melambat.
Sebagian besar analis memperkirakan pertumbuhan akan jatuh tajam pada kuartal Juli-September sekitar 1,5 persen dari 3,9 persen pada April-Juni.
Seperti dikutip dari Arabnews, Jumat (16/10), Ketua the Fed Janet Yellen mengatakan Fed akan menaikkan suku bunga jangka pendek sebelum akhir tahun jika ekonomi terus berkembang. Namun, sebagian besar analis memperkirakan jika kenaikan tidak terjadi tahun ini, akan terjadi pada bulan Desember.
Penduduk Amerika umumnya meningkatkan belanja mereka, mungkin karena perekrutan tenaga kerja dalam satu tahun terkahir sebanyak 2,8 juta orang. Penjualan mobil yang lebih kuat, terutama distrik Richmond, Atlanta, Chicago dan Dallas.
Namun, laporan the Fed juga mengatakan pertumbuhan upah tetap tenang di sebagian besar wilayah. Delapan distrik mengatakan hanya sedikit peningkatan pembayaran dari pertengahan Agustus hingga awal Oktober.
Harga minyak dan gas yang jatuh tajam terus membebani banyak produsen energi, sehingga memangkas pekerja di Texas. Pengebor minyak dan gas juga mengurangi pemesanan pipa baja dan peralatan lainnya, sehingga menyeret penurunan output pabrik.
Semakin kuat dolar juga telah memperkecil jumlah wisatawan luar negeri yang berkunjung ke As karena peningkatan biaya kamar hotel serta barang dan jasa lainnya. Distrik New York, Minneapolis dan Dallas melaporkan bahwa pariwisata tertahan oleh dolar yang kuat.