Kamis 15 Oct 2015 17:12 WIB

Saudi Aramco Berpeluang Jual BBM di Indonesia

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Salah satu pengeboran minyak milik Saudi Aramco.
Foto: NET
Salah satu pengeboran minyak milik Saudi Aramco.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan keinginan Saudi Aramco untuk berbisnis di hilir migas seperti menjual bahan bakar minyak (BBM) dinilai memiliki peluang jika meninjau aturan yang berlaku di Indonesia. Apalagi, PT Pertamina juga membuka diri untuk bekerja sama dengan perusahaan minyak nasional Arab Saudi tersebut.

Ia menuturkan, peluang kerja sama Saudi Aramco dengan Pertamina cukup besar. Bahkan, ia menilai bisa saja keduanya membentuk bisnis bersama. "Hal-hal semacam itu dalam global setting sesuatu yang biasa. Tidak ada yang aneh," jelas Sudirman, di Jakarta, Kamis (15/10).

Meski peluang berbisnis terbuka lebar, namun Saudi Aramco dinilai wajib mengikuti aturan yang berlaku, termasuk harus tetap mengutamakan kepentingan nasional.

Kerja sama di hilir migas seperti petrokimia, storage, dan SPBU merupakan salah satu keinginan Saudi Aramco selain berinvestasi kilang di Indonesia. Perusahaan tersebut berminat berinvestasi sebesar 24 miliar dolar AS yang akan digunakan untuk membangun satu kilang minyak baru senilai 10 miliar dolar AS di Tuban dengan kapasitas produksi 300 ribu barel per hari. 

Tak hanya itu, Saudi Aramco juga akan memodernisasi tiga kilang milik PT Pertamina senilai 14 miliar dolar AS di Dumai, Balongan, dan Cilacap dengan total kapasitas 400 ribu barel per hari. 

"Jadi total akan ada penambahan produksi BBM sebesar 700 ribu barel per hari," ujarnya. 

Dengan tambahan 700 ribu barel dari empat kilang itu, kata Sudirman, tidak akan terjadi kelebihan pasokan karena pada 10 tahun mendatang kebutuhan BBM mencapai 2,5 juta barel per hari. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement