Kamis 08 Oct 2015 23:55 WIB

Ini Gaya Bercanda Menteri Saleh Ketika Bertemu Anggota Hipmi

Menteri Perindustrian Saleh Husin
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Perindustrian Saleh Husin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha muda yang bergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menjadi salah satu andalan utama pertumbuhan ekonomi dan pengembangan industri di Tanah Air. Karakter pelaku usaha muda yang gigih diyakini mampu menggarap peluang bisnis.

Menteri Perindustrian Saleh Husin menegaskan hal itu saat hadir pada pada Forum Dialog HIPMI "bertema Ditengah Lesunya Perekonomian Indonesia, Masih Adakah Peluang Usaha?".

“Saya kenal betul rekan-rekan, adik-adik HIPMI ini punya karakter agresif, tangguh, cerdas dan tersebar di seluruh wilayah nusantara. Jadi besok-besok, adik-adik HIPMI tidak perlu harus buang-buang waktu untuk ketemu Menteri Perindustrian karena sebelum datang saja saya sudah tahu apa yang kamu mau,” seloroh Saleh Husin yang menyisipkan canda dan disambut tepuk tangan meriah, Kamis (8/10).

Pada dasarnya, lanjut Menperin, pemerintah mendorong keterlibatan para pengusaha muda dalam pengembangan industri. Selain menggarap industri berorientasi ekspor, diharapkan juga pengusaha muda mengembangan industri kreatif kecil dan menengah di daerah-daerah.

Turut hadir ialah Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Ketua Umum HIPMI Bahlil Lahadalia dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BIPPI) Kemenperin Haris Munandar.

 “Anak-anak muda sekarang itu cerdas-cerdas, terbuka melihat peluang. Hambatan modal dan teknologi dapat disiasati dengan bermitra dengan usaha yang lebih besar atau membangun konsorsium usaha,” ulas Saleh. Dia juga optimistis agresivitas pengusaha muda merupakan keunggulan dalam membuka usaha baru atau rintisan (start-up).

Anggota HIPMI di daerah juga dinilai memahami potensi daerahnya masing-masing dan selanjutnya dapat memaksimalkan industri berbahan baku lokal. Hal ini menjadi strategi yang efektif dalam mempertahankan eksistensi, daya saing industri serta upaya berkelit dari ketergantungan terhadap bahan baku impor.

Menurut Menperin, peluang usaha tersebut tidak akan dapat berdampak jika para pelaku industri tidak memanfaatkan pasar yang telah ada maupun mencari pasar tujuan ekspor baru. Misalnya Timur Tengah, Afrika, Eropa Timur, dan Amerika Latin.

Akuisisi terhadap usaha maupun industri yang melemah daya saingnya menjadi momentum yang tepat dilakukan pada saat ini. Langkah ekspansi ini juga turut mempertahankan lapangan kerja sehingga bermanfaatkan bagi karyawan.

Paket-paket stimulus kebijakan ekonomi, tegas Menperin, juga menjadi momentum pengusaha muda untuk terus mengembangkan usaha. “Pemerintah berperan aktif, konkret dan strategis dalam memberikan dukungannya guna mewujudkan peluang-peluang tersebut melalui fasilitas fiskal dan non fiskal. So, it’s time to invest,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement