REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah kekhawatiran akan terjadinya penurunan, laju IHSG mampu mengawali pekan dengan kenaikan. Tidak tanggung-tanggung, kenaikan lebih dari 3 persenan langsung di raih oleh IHSG pada penutupannya kemarin, Senin (5/10).
Bahkan secara persentase, kenaikan tersebut melebihi rata-rata persentase kenaikan sejumlah indeks saham regional yang hanya naik rata-rata 1 hingga 2 persen. "Hawa positif pun kembali berhembus dan membuat banyak pelaku pasar kembali melakukan aksi beli seperti harapan kami sebelumnya," ujar kepala analis riset PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada, Selasa (6/10).
Tentu saja aksi beli tersebut membuat mayoritas indeks sektoral mengalami kenaikan, terutama pada indeks industri dasar yang dimotori saham-saham semen, indeks keuangan yang dimotori saham-saham perbankan, dan indeks manufaktur yang dimotori saham-saham semen dan konsumer.
Ada beberapa hal yang menjadi santapan di tengah minimnya sentimen positif, diantaranya imbas positif laju bursa saham AS dan Eropa seiring dengan jumlah pengangguran Amerika yang tidak sesuai ekspektasi sehingga menimbulkan asumsi bahwa The Fed akan kembali menunda kenaikan tingkat suku bunga hingga Februari 2016. Lalu dilanjutkan dengan berbalik positifnya laju rupiah dan spekulasi akan hadirnya paket kebijakan ekonomi jilid III yang digadang-gadang akan menurunkan tarif dasar listrik (TDL) dan BBM.
Imbas positif dari kenaikan sejumlah harga komoditas membuat indeks AS mengalami penurunan. Tentu saja, momentum ini dimanfaatkan oleh sejumlah mata uang global, terutama Asia dapat bergerak positif.
"Rupiah pun juga tidak tinggal diam dimana turut memanfaatkan kondisi tersebut agar dapat seperti terlihat menguat dan melampaui kekhawatiran kami sebelumnya dimana masih terdapat potensi pelemahan lanjutan," kata Reza.
Pasca menyentuh level psikologis Rp14.700an, laju rupiah dapat kembali menyentuh level Rp14.600an. Dengan adanya penguatan tersebut, Reza kembali mengharapkan penguatan lanjutan dapat terjadi seiring masih melemahnya indeks dolar AS terhadap beberapa mata uang lainnya.
Diharapkan pula, sentimen internal cukup positif sehingga turut mendukung penguatan tersebut. Tetap harus dapat menyesuaikan dengan riil lapangan dan mencermati sentimen di pasar. Laju Rupiah di atas target resisten 14.690. Rp 14.615-14.590 (kurs tengah BI).