REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Lahan persawahan di Kota Tasikmalaya banyak yang mengalami gagal panen (puso).
Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya mencatat, sampai akhir Agustus 2015 ada sekitar 84 hektare lahan persawahan yang mengalami puso. Sementara, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) mencatat luas sawah yang puso mencapi 120 hektare hingga September 2015.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya Enung Nurteti mengatakan, jumlah kerugian akibat puso di Kota Tasikmalaya belum diperhitungkan, namun dapat diperkirakan. Ia menjelaskan, saat ini harga gabah kering sedang mahal. Harganya jatuh dikisaran Rp 5.500 sampai 5.800 per kg.
Menurutnya, lahan persawahan di Kota Tasikmalaya rata-rata dapat memproduksi gabah kering sekitar 6 ton atau 6.000 kg per hektare. Jadi jumlah produksi gabah berkurang sekitar 504.000 kg. Jumlah tersebut didapat dari 6.000 kg per hektare dikalikan luas sawah yang puso 84 hektare.
"Jika dirupiahkan kerugian akibat puso ditaksir sekitar Rp 2,7 miliar dari 504.000 kg dikali harga gabah yang jatuh di kisaran Rp 5.500 per kg saat ini," kata Enung kepada Republika.co.id, Ahad (4/10).
Ketua Gapoktan Kota Tasikmalaya, Uyun menambahkan, berdasarkan catatan Gapoktan sampai September 2015, luas lahan persawahan yang mengalami gagal panen di Kota Tasikmalaya sekitar 120 hektare. Artinya kerugian akibat gagal panen mencapai Rp 3,9 miliar.
Namun menurut Uyun sebenarnya kerugian yang diderita lebih daripada itu. Sebab, sebagian para petani penggarap sawah telah mengolah lahan sawahnya sebelum akhirnya gagal panen. Artinya petani juga merugi akibat lahan yang mereka olah dengan biaya mahal tidak menghasilkan apa pun.
"Satu hektare lahan sawah minimal membutuhkan biaya Rp 4 juta untuk biaya mengolah tanah, menanam dan pemupukan," ujar Uyun.
Uyun menjelaskan, untuk menghadapi musim kemarau tahun berikutnya, berdasarkan pengalaman tahun ini sepertinya petani membutuhkan program penanaman kacang kedelai. Saat musim kemarau para petani bisa beralih dari menanam padi menjadi menanam kacang kedelai. Sebab di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, produksi kedelai tahun ini sangat bagus.
Sebagai perwakilan para petani, Uyun memohon program penanaman kacang kedelai di musim kemarau diperluas cakupannya. Hal tersebut cukup menguntungkan petani sebab penanaman kedelai biayanya lebih murah dibanding menanam padi.
"Menanam kedelai tidak perlu biaya besar untuk mengolah tanah dan hanya memerlukan biaya untuk pupuk saja," kata Uyun.