Kamis 01 Oct 2015 19:00 WIB

Obat Nyamuk Jadi Alat untuk Bakar Hutan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Teguh Firmansyah
Beberapa pelajar SMP 15 Kota Jambi berjalan pulang menembus kabut asap dari sekolah di Jalan Lingkar Timur, Jambi, Selasa (29/9).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Beberapa pelajar SMP 15 Kota Jambi berjalan pulang menembus kabut asap dari sekolah di Jalan Lingkar Timur, Jambi, Selasa (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Total kebakaran di lahan Jambi sudah mencapai 33 ribu ha dengan kerugian mencapai Rp 44 triliun.  "Ada 120 desa yang kena dampak kabut asap dan kebakaran, perusahaan harus ganti rugi," kata Walhi Jambi Rudiansyah pada Kamis (1/10).

Rudi pun meminta agar pihak berwajib jeli melihat modus pembakaran hutan. Dalam beberapa kasus, perusahaan menyuruh oknum masyarakat membakar hutan agar mereka mudah membersihkan lahan untuk produksi baru. "Berdasarkan kesaksian pelaku, mereka dibayar Rp 5 juta," katanya.

Oknum pun melakukan pembakaran secara sembunyi-sembunyi menggunakan tali nilon yang sudah memuat minyak tanah. Lantas, tali dikaitkan pada lahan target terbakar dengan jarak 200 meter. Api pun disulut dengan obat nyamuk.

Praktik tersebut, lanjut dia, merupakan salah satu motif pembakaran memang dilakukan sengaja dan terencana. Pada akhirnya, masyaralat setempat yang jadi korban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement