REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju perekonomian di Provinsi Lampung, akan melambat tahun depan. Untuk Lampung membutuhkan percepatan pertumbuhan ekonomi terutama pada sektor pengolahan produksi di bidang pertanian dan perikanan.
"Tantangan perekonomian Lampung tahun 2016 akan semakin berat, butuh langkah cepat mengantisipasinya," kata Kepala Kantor Perwakilan (KP) BI Lampung, M Emil Akbar pada Seminar Hari Statistik Nasional di Bandar Lampung, Rabu (30/9).
Menurut dia, provinsi ini tidak lagi mendominasi ekspor produk mentah (raw material), namun lebih memprioritaskan industri pengolahan yang berbasis pertanian, peternakan, dan perikanan.
Industri pengolahan ini, kata dia, setidaknya dapat menaikkan harga produk ekspor, dan membuka lapangan kerja, sehingga laju pertumbuhan ekonomi provinsi ini dapat meningkat dan cepat.
Ia berharap peningkatan pengolahan komoditas pertanian lebih ditekankan, dibandingkan selama ini lebih memprioritaskan sektor perkebunan.
Ia optimistis perekonomian Lampung akan mengalami pertumbuhan di tahun 2016 mendatang, bila sektor pengolahan di bidang pertanian, peternakan, dan kehutanan dilakukan. Tiga sektor ini akan didukung dengan penambahan luas lahan, dan kemitraan masyarakat dan peningkatkan teknologi pengolahan.
Di sektor perbankan, ia berharap perbankan mempercepat layanan keuangan digital, karena proses transaksi mayoritas penduduk di provinsi ini sudah menggalakan gerakan nasional nontunai melalui branchless banking dan layanan keungan digital.