Selasa 29 Sep 2015 10:41 WIB
Rupiah Melemah

Politikus Hanura Minta Jokowi tak Hanya Bertindak Normatif

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Presiden Jokowi.
Foto: Antara
Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melemahnya pertumbuhan ekonomi disusul terpuruknya nilai rupiah terhadap dolar AS mengundang keprihatinan berbagai pihak. Sebab imbas dari pelemahan ekonomi dan terpuruknya nilai rupiah akan sangat berkaitan dengan situasi sosial, politik, dan keamanan.

Ketua DPP Partai Hanura, Amir Faisal Nek Muhammad menilai kondisi semakin melemahnya ekonomi harus segera dihentikan. Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla harus mengambil langkah-langkah konkrit. "Bukan sekadar dalam bentuk paket kebijakan ekonomi jilid satu dan jilid dua yang cenderung normatif tanpa bentuk konkrit," kata Amir dalam siaran persnya, Senin (28/9) malam.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah menembus Rp 14.700 per 1 dolar AS. Dampaknya, harga barang produksi akan melambung, imbas lanjutannya rakyat kecil yang jumlahnya 70 juta orang di negara ini semakin melemah daya belinya.

"Tanpa kenaikan harga mereka sudah susah untuk membeli, apalagi sekarang harga-harga naik bahkan sampai 30 persen. Belum lagi gelombang PHK dimana-mana lantaran pabrik tidak lagi mampu berproduksi," ucapnya.

Menurutnya, yang harus dilakukan Presiden Jokowi saat ini adalah melakukan tindakan konkrit yang benar-benar segar dan tidak melulu text book thinker yang hanya mengandalkan teori-teori ekonomi neo liberal kapitalistik. Kalau perlu, kata Amir, Presiden Jokowi bisa mengganti menterinya dengan menteri yang benar-benar menghayati dan memahami, serta mampu mewujudkan visi politik Jokowi yakni mewujudkan revolusi mental dan Trisakti Bung Karno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement