Sabtu 19 Sep 2015 22:40 WIB

Pengusaha Klaim Lahan 'Nganggur' Penyebab Utama Kebakaran Hutan

Rep: C05/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kebakaran hutan dan lahan di Desa Buruk Bakul, Bengkalis, Riau, Jumat (13/2).
Foto: Antara
Kebakaran hutan dan lahan di Desa Buruk Bakul, Bengkalis, Riau, Jumat (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha Sektor Kehutanan, Purwadi mengelak jika dikatakan semua pengusaha hutan tergolong nakal. Dimana mereka menjadi penyebab utama kebakaran hutan di beberapa provinsi Indonesia.

"Ya jangan pukul rata. Tidak semua pengusaha itu suka membakar lahan," ujarnya dalam sebuah diskusi di Bilangan Cikini, Jakarta, Sabtu (19/9).

Pengusaha yang juga menjadi anggota Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) ini menyatakan mereka yang tergolong nakal biasanya tak tergabung dalam perkumpulan resmi. Dalam hal ini mereka tak tergabung sebagai anggota APHI. Usaha mereka juga disinyalir tergolong ilegal.

"Kalau untuk anggota APHI saya jamin bersih semua. Anggota kami menjalankan bisnis sesuai prosedur dan aturan yang berlaku," jelasnya.

Di sisi lain, Purwadi juga menyatakan kebakaran hutan erat kaitannya dengan terbengkalainya lahan open akses atau area yang belum tergarap. Dimana dari total 69 juta hektare lahan hutan, baru 34 juta hektare yang digarap pengusaha.

"Nah sisanya ini lahan diselewengkan oleh berbagai oknum. Ada yang bergerak perseorangan tapi ada juga yang bergerak secara korporasi," jelasnya.

Dari sinilah, kata dia, masalah muncul. Sebab lahan "nganggur" itu akhirnya diolah tanpa aturan yang jelas dan berlaku. Kadang oknum oknum ini juga mendirikan fasilitas seperti rumah ibadah dan juga bangunan bangunan di sana.

"Situasinya jadi rumit. Jadi dari sini rawan juga gesekan sosial," jelasnya. Sebab tak jarang juga warga setempat ikut melakukan pembakaran hutan akibat ketidaktahuannya. Sehingga ketika ingin ditindak aparat setempat mereka akhirnya justru melawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement