Jumat 21 Aug 2015 02:33 WIB

Ekonomi Cina Pengaruhi Prospek AS

Rep: C13/ Red: Julkifli Marbun
Layar elektronik menunjukkan pergerakkan harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (12/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Layar elektronik menunjukkan pergerakkan harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbaikan Ekonomi di Cina dinilai akan mengalami perlambatan kemajuan. Bahkan para Komite Pasar Terbuka Federal atau The Federal Open Market Committee (FOMC)  dunia menganggap Cina sebagai pemicu masalah.

Seperti dilansir BBC, Jumat (20/8), komite dunia tersebut menganggap petumbuhan ekonomi akan mengalami keterlambatan. Mereka juga menyatakan hal ini dapat mempengaruhi prospek ekonomi di Amerika Serikat.

Sebelumnya telah diselenggarakan pertemuan FOMC pekan lalu. Kegiatan ini dilaksanakan setelah melemhanya nilai mata uang di Cina.

Setelah masa volatility, ekuitas perdagangan di Cina malah semkin rendah. Hal ini mulai terjadi pada Kamis meski Beijing telah berupaya menenangkan pasar.

Mengenai kondisi tersebut, terdapat beberapa pihak tampaknya tidak terlalu menanggapi. Mereka tidak terlalu merespon upaya bank sentral dalam menyediakan lebih banyak likuiditas untuk menstabilkan pasar.

Editor ekonomi BBC Robert Peston mengatakan, banyak ekonom percaya tingkat pertumbuhan Cina yang mencapai tujuh persen itu berlebiha. Dia juga mengungkap,  kenaikan pecahan suku AS jelas akan terancam mengingat ekonomi besar di China, Jepang dan Eropa terus melemah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement