Jumat 07 Aug 2015 19:45 WIB

'Nasib' Rupiah Tergantung Kebijakan AS

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Djibril Muhammad
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, menyampaikan materinya saat menjadi pembicara pada
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, menyampaikan materinya saat menjadi pembicara pada

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pasar Uang INDEF Eko Listianto menyatakan, kurs rupiah akan terus tertekan hingga The Fed Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunganya. Kemungkinan suku bunga dinaikkan pada September. Itu artinya nasib rupiah tergantung kebijakan negeri Paman Sam.

Ia menjelaskan, tak hanya rupiah semua mata uang pun terpengaruh oleh isu tersebut. "Negara yang memiliki fundamental kuatlah yang bisa bertahan," ujarnya kepada Republika, Jumat, (7/8).

Menurutnya, fundamental rupiah tak kuat, dan tak ditopang likuiditas valuta asing secara memadai. Hal ini karena di dalam negeri, orang lebih banyak mencari dolar daripada menghasilkannya, sehingga tak ideal.

"BI nggak mungkin setia saat masuk pasar untuk intervensi, jadi harus punya strategi," katanya. Ia menambahkan, negara dengan fundamental bagus adalah yang current accountnya surplus, sedangkan Indonesia defisit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement