REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT. PLN (Persero) mengungkapkan pihaknya selama ini melakukan efisiensi untuk meningkatkan kinerja. Sekretaris Perusahaan PLN Adi Supriono mengungkapkan upaya efisiensi tersebut berhasil menurunkan beban usaha.
“Penurunan beban usaha ini terjadi karena program efisiensi yang terus dilakukan perusahaan meskipun volume penjualan meningkat,” kata Adi dalam pernyataan tertulisnya yang diterima ROL, Kamis (30/7).
Ia menjelaskan beban usa tersebut turun 8,8 persen sebesar Rp10,4 triliun menjadi Rp107,8 triliun. Data tersebut tentunya dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp118,2 triliun.
Terkait upaya efisiensi tersebut, PLN melakukan beberapa hal untuk mencapai targetnya. Adi menjelaskan, PLN melakukan substitusi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan penggunaan batubara atau energi primer lain yang lebih murah serta turunnya harga komoditas energi primer.
“Perseroan terus melakukan efisiensi dan pengendalian terhadap pengeluaran untuk beban usaha, terutama dengan mengalihkan biaya energi primer dari BBM ke non-BBM,” ungkap Adi.
Efisiensi terbesar terlihat dari berkurangnya biaya BBM yaitu sebesar Rp19,4 triliun atau 50,5 persen. Untuk itu pada Semester I 2015 menjadi Rp18,8 trilliun dari sebelumnya Rp 37,9 trilliun.
Seslain itu, biaya pemakaian batubara naik 10,2 persen sebesar Rp 2,1 triliun sehingga menjadi Rp 22,4 triliun. Begitupun juga biaya adanya kenaikan pemakaian gas dari 22,7 trilliun menjadi 23,2 trilliun.