Selasa 30 Jun 2015 12:05 WIB

XL Buka Suara Terkait Rencana Akuisisi Saham LINK

XL Axiata
XL Axiata

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  PT XL Axiata Tbk (EXCL) akhirnya buka suara terkait rencana akuisisi sebagian saham PT Link Net Tbk (LINK) yang akan dilepas PT First Media Tbk (KBLV). Langkah XL  membidik saham Link Net sebagai bagian dari diversifikasi bisnis perseroan ke arah Fixed Connectivity.

“XL tertarik untuk menjajaki kemungkinan akuisisi Link Net. Saat ini kami juga terbuka dengan beberapa opsi lain, termasuk bangun sendiri bersama operator lain. Kami akan mengambil opsi yang memiliki keekonomian paling baik,” kata Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini di Jakarta, Selasa (30/6).

Ditambahkannya, XL tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan mitra lokal dan asing, termasuk juga dengan Indosat yang ikut dalam perburuan sebagian saham Link Net. “Kebetulan saat ini kami dengan Indosat sudah bekerja sama dalam bidang infrastruktur dan transmisi,’' kata Dian menambahkan.

First Media akan melakukan divestasi 33,82 persen saham Link Net. Nilai dari saham yang dilepas kabarnya mencapai 500 juta dolar AS. First Media sendiri telah  melepas 7,45 persen sahamnya atau 226,68 juta saham dalam Link Net di harga Rp 6.000 per saham pada Oktober 2014.  

Terkait dengan banderol dari Link Net yang menembus angka 500 juta dolar AS, Dian menilai  valuasi itu tidak realistis karena mencapai 12 kali nilai Earning Before Interest tax Depreciation Amortization (EBITDA) dari emiten dengan kode LINK itu.

Keluarnya suara dari XL untuk memanaskan persaingan merebut sebagian saham Link Net menjadikan ada tiga pemain yang akan ikut tender nantinya. Dua lainnya adalah PT Indosat Tbk (ISAT) dan MNC Grup.

President Director & CEO Indosat Alexander Rusli mengaku juga tertarik dengan Link Net karena memiliki keunggulan dari sisi basis pelanggan yang sudah matang untuk Diber To The Home (FTTH). “Kalau bicara sinergi dengan XL (memburu saham Link Net), itu ide yang lucu juga dan menarik untuk dibahas,” kata Alex, belum lama ini. 

Menkominfo Rudiantara mendukung langkah kedua operator jika bersinergi mengembangkan bisnis FTTH. “Keduanya kuat di mobile broadband, Indonesia memang lemah di FTTH. Kalau ada pemain seperti Indosat dan XL masuk, tentu akan mempercepat penetrasi FTTH,” pungkasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement