REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Konsultan Ekonomi dan Bisnis Ramah Lingkungan Indonesia Green Investment cooperations (IGIco) Advisory menyampaikan sejumlah rekomendasi merespons ancaman El-Nino yang diprediksi mengancam di 2015.
Rekomendasi tersebut adalah kementerian teknis meliputi Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup serta Kelautan dan Perikanan perlu memperhatikan dampak El-Nino kali ini akan diperparah oleh kondisi pemanasan global yang terus terjadi.
"Kombinasi Global Warming dan El-Nino ini yang perlu diwaspadai, makanya pembentukan task force perlu dibuat permanen," kata Chief Economist IGIco Advisory Martin Panggabean dalam paparan Indonesia Economic Outlook 2nd Semester 2015 terkait El-Nino sebagaimana rilis yang diterima pada Rabu (17/6). Antar kementerian dan daerah pun bahkan disarankan segera menyiapkan tindakan khusus, termasuk impor beras.
Perlu juga dilakukan upaya khusus yakni merealisasikan rencana presiden dan wakil presiden untuk segera membangunan waduk. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan.
Indonesia mempunyai waktu paling tidak dua tahun untuk merealisasikan waduk-waduk tersebut sehingga dapat mengurangi dampak El-Nino yang akan datang. Pasar pangan global juga diprediksi akan terganggu dampak El-Nino.
"Terutama di negara-negara wilayah tropis di Samudera Pasifik, seperti India, Filipina, Brazil, Indonesia dan lainnya," tutur dia.
Untuk itu perlu diwaspadai trend harga komoditas pangan global, karena setiap kejadian El-Nino selalu berdampak pada kenaikan harga sekitar 5-10 persen. Akibat dari kenaikan harga pangan tersebut biasanya berdampak terhadap naiknya inflasi dikisaran 5-7 persen.