Kamis 02 Jan 2025 14:03 WIB

Sri Mulyani Sebut Semester I 2024 Masa Sulit bagi Perekonomian, Termasuk Pasar Modal

Tahun 2024 harus diakui bukanlah tahun yang mudah.

Rep: Eva Rianti / Red: Friska Yolandha
Logo Bursa Efek Indonesia terlihat saat seremonial pembukaan perdagangan BEI tahun 2025. Pembukaan perdagangan dilakukan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Foto: Republika/Eva Rianti
Logo Bursa Efek Indonesia terlihat saat seremonial pembukaan perdagangan BEI tahun 2025. Pembukaan perdagangan dilakukan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyampaikan pandangannya mengenai evaluasi perkembangan pasar modal pada 2024 dan memberikan arahan untuk keberjalanan industri tersebut pada 2025. Sri Mulyani menyebut bahwa semester I 2024 merupakan masa yang memang sulit bagi perekonomian, termasuk pasar modal karena banyaknya tantangan yang mendera, baik di dalam negeri maupun global.

Hal itu disampaikan oleh Sri Mulyani, setelah mendengarkan laporan dari Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar yang menyebutkan bahwa pasar modal Indonesia pada 2024 mengalami tantangan yang tidak mudah, dengan capaian IHSG yang melemah sekitar 2,6 persen, dan sempat anjlok ke level terendah sebesar 6.726,92 pada Juni 2024.

Baca Juga

“Kita semua memahami, tahun 2024 bukanlah tahun yang mudah. Kita sangat familiar dengan dinamika tersebut dan masing-masing sudah diberi jatah tekanannya seperti apa di bulan-bulan kuartal 1 dan kuartal 2,” kata Sri Mulyani saat memberikan sambutan dalam acara Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025 di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1/2025).

Sri Mulyani menerangkan, untuk pemerintah sendiri, yang dihadapi pada kuartal I 2024 adalah adanya momen pemilihan presiden (Pilpres) yang penuh dinamika. Namun, ia mengklaim prosesnya selamat dan aman. Pada kuartal yang sama, ia menyebut Indonesia didera masalah El Nino yang diakibatkan kondisi perubaha iklim. Ancaman El Nino diprediksi akan sangat panjang, bahkan sudah mulai dari tahun 2023.

Sehingga, Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah harus melakukan langkah-langkah untuk membantu masyarakat, terutama para petani yang menghadapi musim kering yang panjang. Bantuan pangan diberikan sebagai tambahan dari bantuan sosial yang sudah ada di dalam APBN, bantuan anggaran untuk pembelian pompa air bagi Kementerian Pertanian untuk bisa mengairi sawah yang mengering, dan bantuan untuk subsidi pupuk yang dinaikkan sehingga memberikan jaminan petani bisa bertanam dengan pupuk yang ada dan affordable.

“Di sisi lain di sektor keuangan, pasar surat berharga dan nilai tukar, saya dan Pak Gubernur (BI Perry Warjiyo) harus berjibaku dengan pressure yang terus-menerus hingga semester 1. Tak heran tadi Pak Mahendra menyampaikan di semester 1 indeks harga saham mencapai terendah dalam tahun ini,” tuturnya.

“Kita merasakan semester I adalah tekanan yang begitu berat,” lanjutnya menegaskan.

Bagi Kementerian Keuangan, Sri Mulyani menyebut penerimaan pajak SPT yang disampaikan masyarakat pada Maret untuk orang pribadi dan April untuk perusahaan, sudah menunjukkan tanda-tanda koreksi yang sangat dalam.

“Penerimaan kita semester I mengalami kontraksi yang cukup dalam. Ini semua adalah yang kita lalui pada terutama semester 1, barulah pada bulan Agustus kita sedikit melihat ada the light at the end of the tunnel a little bit, just a sliver of light. Moga-moga bukan kereta api yang nabrak kita gitu ya. Dan memang mulai terjadi beberapa perbaikan,” tuturnya.

Namun, lanjutnya, episode dunia diambil alih oleh peristiwa politik, baik di Timur Tengah maupun hasil Pilpres AS yang menimbulkan dampak terhadap proyeksi perekonomian terbesar dunia, yakni AS.

“Dua minggu yang lalu kita disuguhi dengan drama kemungkinan Amerika bisa default karena tidak ada kesepakatan mengenai APBN-nya. Kita lihat banyak drama negara APBN tidak disepakati menyebabkan pemerintah menjadi berubah dari mulai Perancis Perdana Menteri harus resign 2 kali, Inggris yang terjadi perubahan pemerintahan, di Jerman hari ini tekanan sangat tidak mudah karena faktor APBN,” jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement