REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Rektor Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) Alex Wibowo mengatakan, salah satu kendala utama di bidang pengembangan energi terbarukan adalah pembiayaan usaha.
"Pembiayaan yang sangat mahal menjadi momok bagi pengembangan energi terbarukan. Memang untuk mengembangkan energi terbarukan membutuhkan dana yang besar," kata Alex di Jakarta, Kamis, (18/6).
Pembiayaan pengembangan energi terbarukan dari institusi formal keuangan masih memiliki keterbatasan seperti terbentur masalah administrasi perbankan. Juga adanya pandangan hanya investor besar yang mampu mengembangkan investasi di bidang energi terbarukan.
Dengan semakin banyaknya wirausahawan muda melakukan inovasi di bidang investasi bisnis, sekarang ada upaya mengatasi masalah pembiayaan pengembangan energi terbarukan. Ini bisa dilakukan dengan teknik crowd funding.
Crowd funding, terang Alex, bentuk pembiayaan dengan cara patungan yang dilakukan oleh para investor kecil untuk mengembangkan investasi di bidang energi terbarukan. Ini juga membuka banyak kesempatan bagi investor kecil maupun masyarakat umum untuk ikut berpartisipasi dalam investasi dan pengembangan energi terbarukan.
Bagi investor yang ingin investasi di bidang energi terbarukan, ujar dia, mereka harus membuat dan memahami perencanaan investasi dengan melakukan identifikasi resiko seperti resiko komersial, resiko operasional, resiko hukum. Selain itu juga perlu mempelajari cara memitigasi resiko-resiko yang ada dalam proyek energi terbarukan.