REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama baru Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengakui banyaknya aset perusahaan yang sudah tidak lagi pada tujuan semula. Di antaranya banyak dari gudang-gudang Bulog yang sudah tidak memenuhi syarat penyimpanan dan teknologinya ketinggalan sehingga berpengaruh pada percepatan penurunan kualitas beras yang disimpan.
"Namun untuk jumlahnya kami belum bisa sebut karena sedang dalam tahap inventarisasi sekitar dua bulanan," kata Djarot, Rabu (10/6).
Menanggapi usulan DPR untuk menjual gudang-gudang Bulog yang sudah tak sesuai fungsinya, ia mengaku belum akan menuju ke arah sana. Yang direncanakannya yakni melakukan tukar guling aset dengan aset sasaran lain. Tujuannya untuk menutup pintu kerugian perusahaan.
Rencana tukar guling gudang dilakukan karena sekecil apapun aset Bulog bernilai dan mengalami penambahan nilai. Ketimbang menjual dan mencari yang baru, lebih efisien apabila aset dilepaskan tapi sudah ada jaminan aset pengganti.
Sebelumnya diberitakan, DPR meminta Bulog untuk segera menjual gudang-gudang Bulog yang sudah lawas dan usang, serta gudang yang berlokasi jauh dari sentra produksi. Hal tersebut mengingat keberadaan gudang Bulog belum efektif merespons produksi beras yang tinggi dan minta sebagian disimpan untuk cadangan negara.