Selasa 02 Jun 2015 15:10 WIB

'Isu Beras Plastik Harus Segera Diungkap Motifnya'

Rep: C32/ Red: Yudha Manggala P Putra
Walikota Bekasi Rahmat Effendi menunjukan sample beras bercampur bahan sintetis usai memberikan keterangan pers hasil uji laboratorium beras sintetis di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Walikota Bekasi Rahmat Effendi menunjukan sample beras bercampur bahan sintetis usai memberikan keterangan pers hasil uji laboratorium beras sintetis di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Motif di balik isu beras sintetis yang sempat beredar dan meresahkan masyarakat hingga kini belum bisa dipastikan. Bahkan ada perbedaan hasil uji lab terkait temuan beras diduga mengandung bahan plastik itu antara Pemerintah dan Sucofindo.

 

Pengamat ekonomi dari Institut for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai isu beras plastik bisa menghambat perkembangan proses beras analog.

 

“Makanya itu isu beras plastik harus segera diungkap motifnya. Kejelasan beras yang diteliti Sucofindo juga harus diselesaikan. Supaya nanti pemerintah bisa buat standarisasinya,” kata Enny kepada ROL, Selasa (2/6).

 

Lebih lanjut ia menjelaskan, standardisasi itu bisa dibuat untuk mengantisipasi jika memang isu beras tersebut sengaja dibuat untuk menghambat perkembangan beras analog.

Menurutnya, dengan adanya standarisasi tersebut masyarakat bisa jelas mengetahui dan membedakan mana beras analog dan mana beras plastik.

 

“Nanti jadi bisa tahu, beras plastik atau sintesis itu seperti apa. Lalu juga beras analog juga ada standardisasinya. Masyarakat juga jadi mengerti dan juga program untuk keanekaragaman bahan pangan tidak terhambat,” jelas Enny.

 

Setelah itu, masih menurut Enny, jika standardisasi beras tersebut sudah ada maka akan ada proses lanjutan lagi untuk beras analog tersebut.

“Nah nanti aka nada lisensi atau sertifikat untuk beras analog ini,” ungkap Enny.

 

Oleh karena itu, menurutnya persoalan tersebut masih butuh pemeriksaan selanjutnya baik untuk kejelasan beras plastik ataupun pengembangan beras analog. “Biar kita nggak selalu menduga-duga terus,” kata Enny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement