Jumat 15 May 2015 15:00 WIB

OJK-BEI Perluas Pasar Modal ke Indonesia Timur

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pasar modal
Pasar modal

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan melakukan ekspansi pasar modal ke Indonesia Timur. Kepala Kantor Perwakilan BEI Denpasar, I Gusti Agung Alit Nityaryana mengatakan tren peningkatan investor di timur Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Kami mencoba menyelenggarakan pelatihan pasar modal dengan kampus-kampus di Indonesia Timur, serta masuk ke kurikulum SMA," kata Alit di Denpasar, Jumat (15/5).

Selama dua tahun terakhir, tren peningkatan investor dikedua provinsi di Nusa Tenggara ini menunjukkan hal positif. Jumlah investor NTT dalam medio 2013 hingga April 2015 terus meningkat, masing-masingnya 409, 507, hingga 555 investor yang sebagian besarnya berada di Kupang.

Jumlah investor NTB dalam medio yang sama juga terus bertambah, masing-masingnya 558 investor (2013), 777 investor (2014), dan 1.061 investor (April 2015) dengan mayoritas berada di Mataram, disusul Dompu, Lombok Barat, dan Lombok Timur.

Masih sedikitnya jumlah investor di Indonesia Timur saat ini, kata Alit salah satunya disebabkan tidak adanya perusahaan sekuritas yang beroperasi di sana. Oleh sebabnya, BEI menggandeng kampus-kampus untuk membuka galeri investasi dan pelatihan pasar modal di Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) di NTB, berikutnya Universitas Nusa Cendana (Undana) dan Universitas Muhammadiyah Kupang di NTT.

Direktur Direktorat Pegaturan Pasar Modal OJK, Gonthor Ryantori Aziz menambahkan 2015 merupakan tahun pendalaman pasar modal di Indonesia. OJK menyelenggarakan sosialisasi pasar modal terpadu dienam kota besar di Indonesia, di antaranya Surabaya, Medan, Makassar, Bandung, dan Samarinda.

"Harapannya kualitas pelayanan pasar modal, seperti konsolidasi internal, cara melantai di bursa atau go public, dan permintaan informasi lainnya bisa terlaksana dengan baik di masing-masing wilayah kerja," ujarnya kepada Republika.

Sosialisasi pasar modal ini juga menggandeng komunitas bisnis di daerah, seperti Kamar Dagang Industri Daerah (Kadinda) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di daerah. Pejabat lokal yang tergabung dalam legislator di DPRD, serta pemerintahan daerah juga mengikuti pendalaman materi pasar modal tersebut.

OJK menggenjot peran kantor perwakilan di daerah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pasar modal. Gonthor berharap pendalaman pasar modal ini bisa mengundang peserta-peserta baru yang berpotensi menjadi investor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement