REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum meratanya pertumbuhan ekonomi yang hanya terfokus di Jawa dan Sumatera, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan hal ini karena adanya ketimpangan.
"Belum meratanya pertumbuhan ekonomi karena adanya ketimpangan pembangunan infrastruktur, ketimpangan kualitas SDM, dan ketimpangan sumber energi yang masih terpusat di Jawa dan Sumatera," ujar Enny kepada Republika, Rabu (6/5).
Bahkan, untuk perputaran uangnya sendiri, Enny mengatakan sekitar 70 persen berkutat di wilayah Jabodetabek. Tidak meratanya pertumbuhan ekonomi, Enny juga menilai karena banyaknya sumber daya alam yang belum tereksploitasi di Kalimantan dan Sulawaesi, baik yang berada di atas dan di dalam perut bumi. Ia menambahkan, terbatasnya pembangunan infrastruktur di luar Jawa menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi tidak merata.
"Sumber energi seperti batu bara dan gas kan banyak di luar jawa tapi semua pengolahan di Jawa. Seperti lumbung-lumbung minyak di Kalimantan Timur, tapi justru disana pasokan listriknya yang tidak baik," lanjutnya.
Menanggapi sejumlah proyek infrastruktur Jokowi, Enny mengaku hal tersebut tergantung fokus pembangunan infrastruktur apakah sesuai atau tidak dengan kebutuhan dan potensi ekonomi daerah.
"Katakanlah misalnya bebrapa tahun terakhir banyak daerah yang membangun dermaga tapi pembangunan dermaga tadi tidak disesauikan dengan potensi daerah jadi banyak dermaga yang nganggur," sambung Enny.
Ia menilai pembangunan infrastruktur harus disertai dengan studi kelayakan mengenai pemetaan potensi daerah. Ketika potensi daerah sudah dipetakan, artinya potensi daerah dengan apa jenisnya ini akan memengaruhi kebutuhan infrastruktur apa yang harus dibangun. Jangan sampai, lanjutnya, pembangunan hanya akan memperlancar arus perdagangan internasional daripada perdagangan antara pulau.