REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- United Overseas Bank Group (UOB) telah memberikan pinjaman dalam negeri kepada Rangoon Excelsior Company Limited, perusahaan patungan Perancis-Myanmar, untuk melakukan renovasi hotel di Yangon. Pinjaman dalam negeri itu adalah yang pertama kalinya dilakukan oleh sebuah bank asing sejak Myanmar memberikan ijin operasi kepada sembilan bank internasional di bulan Oktober 2014.
Managing Director and Head of Strategy and International Management UOB Group Ian Wong mengatakan, UOB melalui cabangnya yang baru saja dibuka di Yangon, akan fokus dalam memberikan layanan corporate loans, trade and project financing, and cash management solutions kepada perusahaan skala regional dan global yang berekspansi ke Myanmar. Bank akan membantu nasabahnya dalam melakukan investasi di industri-industri yang membantu pertumbuhan ekonomi Myanmar dalam jangka panjang.
Ian Wong menambahkan, sektor hospitality diproyeksikan menjadi salah satu industri yang akan ekspansi ke Myanmar sehingga perusahaan akan memberikan perhatian khusus untuk sektor industri tersebut.
“Layanan pembiayaan hotel baru di Yangon sejalan dengan pendekatan kami yang bertujuan mendukung pertumbuhan bisnis yang mendorong perkembangan Myanmar. Industri pariwisata akan menjadi kontributor utama dalam penyediaan lapangan kerja di dekade yang akan datang,” ujar Ian Wong dalam siaran pers, Rabu (6/5).
Menurut The McKinsey Global Institute, industri pariwisata diprediksikan akan memberi kontribusi senilai 14,1 miliar dolar Singapura bagi produk domestik bruto Myanmar di 2030. Angka tersebut naik dari 0,6 miliar dolar Singapura di tahun 2010, dan menjadikan industri tersebut sebagai salah satu sektor industri dengan pertumbuhan yang pesat. Menurutnya, fasilitas pinjaman yang diberikan bagi Rangoon Excelsior akan membantu perusahaan dalam membiayai renovasi bekas gedung kolonial yang berlokasi di pusat kota Yangon menjadi hotel lantai lima.
Managing Director Rangon Excelsior Su Su Tin mengatakan, nantinya hotel baru tersebut akan dapat melayani turis-turis mancanegara yang semakin meningkat berkunjung ke Myanmar dikarenakan ketertarikan terhadap warisan budaya dan wisata alam Myanmar.
“Seiring dengan transformasi ekonomi yang dijalankan oleh Myanmar, kami berharap dapat membantu kota Yangon menjaga sebagian dari sejarahnya untuk turis dan masyarakat Myanmar melalui proyek hotel ini. Investasi yang kami lakukan di Myamar merupakan investasi jangka panjang dan kami berharap dapat bekerjasama dengan UOB lebih erat sejalan dengan ekspansi bisnis yang kami lakukan di Myamar” jelas Su Su Tin.
Dengan berdirinya kantor cabang UOB di Yangon, diharapkan dalam beberapa bulan ke depan UOB dapat memberikan layanan pinjaman dalam negeri lainnya kepada nasabah regional dan multinasional yang berasal dari jaringan Bank di beragam sektor industri seperti manufaktur, hospitality dan infrastruktur. Pinjaman-pinjaman ini nantinya dapat mendanai pembangunan pabrik-pabrik, toko-toko retail dan hotel-hotel.
Ian Wong menyatakan adanya minat kuat dari nasabah-nasabah UOB di Hong Kong, Singapura dan Thailand untuk berbisnis di Myanmar. Hal itu sejalan dengan hasil dari UOB Asian Enterprise Report 2014 yang menunjukkan sebanyak 31 persen perusahaan-perusahaan Hong Kong berminat untuk ekspansi ke Myanmar, diikuti dengan Thailand (28 persen), Tiongkok (26 persen), dan Singapura (21 persen).
“Sejak dibukanya perekonomian Myanmar dua tahun yang lalu, kini kami melihat banyak minat yang ditunjukkan oleh nasabah kami menjadi sebuah investasi nyata. Masih ada lagi investasi asing langsung yang akan kami salurkan dari berbagai area di Asia dan Eropa. Hal ini menunjukkan Myanmar menjadi bagian dari tujuan ekspansi dan investasi dari perusahaan-perusahaan Asia dan Global,” tambah Ian Wong.
Ian menjelaskan, perusahaan-perusahaan yang berminat untuk ekspansi ke Myanmar dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh UOB melalui layanan Foreign Direct Investment (FDI) Advisory yang dimilikinya. Melalui unit FDI, perusahaan mendapatkan akses ke beragam layanan corporate banking dan jaringan regional UOB yang telah terbangun sejak lama.
UOB saat ini merupakan satu-satunya bank di Asia yang telah mendirikan sembilan FDI Advisory Unit di kawasan regional, yang bertujuan membantu perusahaan-perusahaan mewujudkan ambisi mereka di pasar regional. Pada tahun 2013, UOB menjadi bank asing pertama yang mendirikan layanan Foreign Direct Investment Advisory Unit di Myanmar dengan tujuan membantu nasabahnya mengkesplorasi peluang bisnis di Myanmar.