REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah yang kuat dengan rencana induk infrastruktur yang kuat dan transparan serta kontribusi keuangan dari industri swasta dinilai menjadi kunci untuk memompa aliran infrastruktur di Asia Timur.
Pada hari kedua World Economic Forum on East Asia, di Hotel Shangrila Jakarta, pembicara menyoroti kurangnya transparansi proyek yang telah membuat perusahaan-perusahaan swasta sulit menghitung risiko dan hasil jangka panjang.
Menteri Energi di Thailand Narongchai Akrasanee mengatakan, yang dibutuhkan adalah pengembangan proyek yang baik dan skema sistematis pelaksanaan untuk memastikan hasil bagi investor dan yang akan memfasilitasi proyek-proyek infrastruktur publik-swasta.
Wakil Presiden dan Executive Officer Hitachi Ltd Yasuo Tanabe mengatakan, pemerintah perlu mengambil langkah pertama.
Menurutnya, seluruh siklus hidup proyek perlu dipertimbangkan pada tahap pengadaan, termasuk operasi dan pemeliharaan, dan pentingnya kualitas teknis.
Beberapa peserta juga mempertanyakan nilai demokrasi dalam pembangunan infrastruktur, melihat PDB Korea Selatan tumbuh dari bawah dibandingkan Somalia pada tahun 1955 untuk ekonomi terbesar kedelapan di dunia saat ini, sebagian karena investasi infrastruktur di bawah Presiden Park Chung-hee.
Perekonomian Singapura dan China juga cepat berkembang di bawah pemerintahan yang kuat. "Dalam demokrasi seperti kita, serta di banyak negara Asia, pembangunan infrastruktur selalu menantang. Karena melibatkan banyak pemangku kepentingan," ujar Direktur dan Group Chief Executive Officer PT Indika Energy Tbk Wishnu Wardhana.
Menurut, Presiden The Dow Chemical Company Asia Tenggara Eddy Setiawan, pemerintah perlu mengembangkan proyek-proyek infrastruktur yang lebih berkelanjutan yang mempertimbangkan dampak bagi manusia dan lingkungan mereka.
"Kami berbicara tentang pembangkit listrik, tapi kita tidak berbicara tentang bagaimana untuk menghemat daya atau efisiensi daya. Tidak ada yang berbicara tentang membangun bangunan lebih hemat energi atau bagaimana kita bisa membawa teknologi terbaru untuk membersihkan batubara," katanya.