REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perhelatan World Economic Forum on East Asia telah meluncurkan kemitraan GrowAsia di Jakarta, Selasa (21/4). Kemitraan tersebut untuk memperkuat pembangunan pertanian berkelanjutan dan inklusif dan ketahanan pangan di kawasan ASEAN.
Kemitraan yang dikatalisis oleh World Economic Forum bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN dan melibatkan lebih dari 100 organisasi. Target GrowAsia adalah mencapai 10 juta petani pada tahun 2020, meningkatkan produktivitas petani, profitabilitas dan kelestarian lingkungan sebesar 20 persen.
Vietnam, Indonesia, Myanmar dan Filipina telah meluncurkan inisiatif nasional sebagai bagian dari GrowAsia, dengan memobilisasi 28 proyek rantai nilai dan mencapai lebih dari 100.000 petani sampai saat ini. GrowAsia akan mendukung ekspansi usaha tersebut dan melibatkan negara-negara lain di kawasan ASEAN.
Perdana Menteri Kerajaan Kamboja Samdech Techno Hun Sen mengatakan, ASEAN perlu meningkatkan produktivitas lahan yang ada dan memberikan kesempatan bagi petani. "Sektor swasta memiliki peran untuk bermain dalam membawa pembangunan pertanian melalui mekanisme pasar," ujarnya.
“GrowAsia akan membantu meningkatkan model bisnis yang inovatif yang kami kembangkan melalui Kemitraan untuk Indonesia dalam Pertanian Berkelanjutan untuk tanaman seperti padi, jagung dan kelapa sawit," imbuh Chairman dan Chief Executive Officer Sinar Mas Agribusiness & Food Franky Widjaja.
Grow Asia akan menyediakan platform untuk mengkoordinasikan semua pemangku kepentingan untuk mendukung tujuan negara-negara ASEAN, termasuk anggota komunitas internasional yang lebih luas. Pemerintah Australia dan Kanada mengumumkan pemberian dukungan finansial sebesar 9,5 juta dolar AS selama tiga tahun untuk mendukung program Grow Asia.
"Sebagai tetangga dekat kawasan ASEAN, Australia percaya kemitraan yang unik ini akan menguntungkan masyarakat setempat dan berkontribusi untuk tujuan ketahanan pangan regional yang lebih luas," kata Duta Besar Pemerintah Australia untuk ASEAN Simon Merrifield.
"Kita bisa membawa peluang baru untuk tingkat akar rumput dengan mengorganisasi petani dan membangun kapasitas mereka," kata Sekretaris Jenderal Asian Farmers Association for Sustainable Rural Development (AFA), Filipina.
"Kelompok masyarakat sipil akan dilibatkan sebagai mitra dan pendukung untuk memastikan bahwa proyek-proyek Grow Asia berkelanjutan dan inklusif," kata Direktur Regional untuk Asia Timur dengan Mercy Corps dan anggota Dewan Sipil Grow Asia Society Anna Chilczuk.