REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah saat ini ingin lebih menggiring penyediaan energi dan sumber daya mineral baru dan terbarukan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pengembangan energi baru dan terbarukan memiliki potensi besar untuk menggantikan sumber energi dari minyak yang akan mengalami kelangkaan dalam waktu dekat.
“Energi fosil memang sudah harusnya dipersiapkan untuk digantikan oleh energi baru terbarukan,” kata Menteri ESDM Sudirman Said dalam kunjungannya ke Republika pada Kamis (16/4). Bedasarkan catatan kementerian, kata dia, potensi pengembangan untuk dari PLTA Hydro dapat menghasilkan 75 GW, Surya 112 GWp, Panas Bumi 28,8 GW, Sngin 950 MW, Biofuel 32 GW, biomassa 82 GW dan Energi laut 60 GW.
Saat ini, lanjut dia, PLN memiliki kapasitas terpasang pembangkit sebanyak 53.585 MW. Kemudian untuk rencana pembangunan pembangkit 35 ribu MW untuk new project dan 7.500 MW untuk yang on going project.
Adapun sumber energi yang mendominasi digunakan saat ini yakni dari minyak dan gas. Untuk energi fosil, cadangan terbukti dari minyak bumi sebanyak 3,6 Miliar barel dan produksinya 288 juta barel. Dari situasi tersebut, diperkirakan akan mengalami kehabisan minyak bumi dalam 13 tahun ke depan.
Sementara untuk gas bumi terdapat sebanyak 100,3 TSCF sedangkan produksinya 2,97 TSCF. Maka untuk gas bumi diperkirakan cadangannya akan habis dalam 34 tahun. Maka sekali lagi, pemerintah menegaskan untuk menggiring Negara menuju pemanfaatan energi baru terbarukan secara optimal.