REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi India dan Jepang akan memimpin Asia ketika Cina menunjukkan perlambatan. Namun, dengan populasi sangat besar, ekonomi Cina tetap akan tumbuh.
''Pertumbuhan Asia masih akan stabil pada 2015 ini, pertumbuhan yang lebih bagus baru akan terlihat dalam jangka menengah,'' demikian disampaikan IMF dalam laporannya seperti dikutip AFP, Rabu (15/4).
Laporan juga menyatakan perlambatan ekonomi Cina saat ini tak pernah terlihat dalam seperempat abad terakhir. Ini membuka celah bagi India dan Jepang untuk melakukan ekspansi global, sementara AS dan Eropa masih harus berjuang memulihkan kondisi mereka.
Dengan pola pemerintahan Narendra Modi yang ramah bisnis, ekspansi India akan lebih cepat dari prediksi sebelumnya.
''Pertumbuhan akan didukung beberapa kebijakan positif dan turunnya harga minyak dunia. Turunnya harga minyak bisa membuat alokasi dana masyarakat miskin meningkat dan menurunkan inflasi,'' tulis IMF.
IMF memprediksi pertumbuhan India akan mencapai 7,5 persen tahun ini. Prediksi ini lebih tinggi dari sebelumnya 6,3 persen.
Sementara PDB Cina diprediksi tumbuh 6,3 persen pada 2015 dan 6,5 persen pada 2016. Ini adalah pertumbuhan terendah sejak 1990. Pertumbuhan Jepang diprediksi akan mencapai 1,0 persen tahun ini dan 1,2 persen pada 2016.
Prediksi yang dua kali lebih besar dari sebelumnya ini didukung pelemahan yen, peningkatan upah, kebijakan pelonggaran moneter bank sentral, dan turunnya harga komoditas,'' ungkap IMF.