Ahad 12 Apr 2015 16:11 WIB

Petani Tebu Tolak Impor Gula

Rep: Lilis Handayani/ Red: Indah Wulandari
Petani tebu  (ilustrasi)
Foto: Antara
Petani tebu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -- Para petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat menolak dengan tegas impor gula yang dilakukan pemerintah. Pasalnya, saat ini para petani tebu akan memasuki musim giling.

''Ya, jelas kami menolak impor gula yang dilakukan saat ini,'' kata Sekretaris APTRI Jabar Haris Sukmawan, Ahad (12/4).

Pria yang biasa disapa Wawan itu mengatakan, para petani tebu di Cirebon akan melaksanakan musim giling sekitar akhir Mei hingga awal Juni. Bahkan, menurut informasi yang diperolehnya, di beberapa daerah di luar Cirebon sudah ada yang melakukan giling.

Tak hanya itu, lanjut Wawan, stok gula hasil musim giling 2014 pun belum seluruhnya habis terserap. Dia menyebutkan, sisa gula 2014 milik petani, pabrik gula dan pedagang yang ada di gudang masih mencapai 1,2 juta ton.

Jika tahun sekarang pemerintah impor gula lagi, lanjut Wawan, maka pihaknya pesimis gula produksi musim giling 2015 bisa terjual dengan harga yang layak. Dia menyebutkan, harga yang layak bagi usaha berbudi daya tebu berkisar antara Rp 9.250 - Rp 9.500 per kg.

''Pedagang pun tidak akan mau beli gula (hasil giling 2015) sebelum stok gula (2014) habis,'' tutur Wawan.

Selain tak tepat waktu menjelang musim giling, lanjut Wawan, impor gula rafinasi yang semestinya hanya untuk produk makanan dan minuman, juga kerap merembes ke pasaran. Apalagi, masyarakat selaku konsumen lebih menyukai gula rafinasi yang tampilannya lebih bersih dan putih.

''Kalau regulasi dan pengawasan terhadap gula rafinasi tidak ketat, maka matilah petani tebu,'' kata Wawan.

Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan mengeluarkan izin impor gula mentah (raw sugar) untuk industri sebanyak 945.643 ton. Izin tersebut berlaku mulai 1 April 2015 sampai dengan 30 Juni 2015.

Tak hanya itu, beredar pula informasi tentang permohonan izin impor gula jenis raw sugar dari beberapa perusahaan kepada Menteri Pertanian, Amran Sulaeman, sebanyak 775.000 ton.

Wawan pun mempertanyakan komitmen pemerintahan Jokowi-JK yang pernah menyatakan tidak akan impor gula. Namun, kenyataannya, impor dilakukan justru pada waktu yang tidak tepat.

''Gimana ya pemerintah ini?'' keluh Wawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement