Kamis 02 Apr 2015 19:09 WIB

Batik Air Terbang dari Halim Perdanakusuma, Ini Tanggapan Lion Group

  Pesawat baru Batik Air seri Airbus 320 tiba di terminal 1A, Bandar udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (21/11).
Foto: Antara
Pesawat baru Batik Air seri Airbus 320 tiba di terminal 1A, Bandar udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Batik Air, maskapai yang tergabung dalam Lion Group, Achmad Luthfie mengakui penerbangan perdana pesawatnya sebagai langkah awal pengoperasian Bandara Halim Perdanakusuma oleh Lion Group.

"Ya boleh dibilang salah satunya seperti itu, ya kita minta izin dulu kan yang punya izin bukan kita," kata Luthfie usai penerbangan perdana Batik Air dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (2/4).

Luthfie mengatakan saat ini pihaknya tengah mengajukan izin kepada pihak-pihak yang terkait untuk mengembangkan bandara yang saat ini masih di bawah pengelolaan TNI Angkatan Udara dan Angkasa Pura II itu.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Umum Lion Group Edward Sirait mengatakan proses perizininan tersebut masih berjalan, namun ia menampik bahwa penerbangan Batik Air merupakan langkah awal pengoperasian Bandara Halim Perdanakusuma.

"Bicaranya satu-satu, Batik ya Batik, bandara ya bandara. Tidak ada bandara di Indonesia yang khusus dan terbatas, tetap statusnya bandara umum," katanya.

Dia mengatakan untuk saat ini belum ada rencana untuk mengoperasikan pesawat dari maskapai Lion Group lainnya, masih sebatas Batik Air.

Sebelumnya, Lion Air berkeja sama dengan Induk Koperasi TNI Angkutan Udara (Inkopau), membentuk perusahaan patungan bernama PT Angkasa Transportindo Selaras dengan porsi Lion Group 80 persen dan Inkopau 20 persen.

Rencana pengoperasian tersebut sudah diprakarsai sejak 10 tahun yang lalu, yakni pada 2006, perusahaan milik Rusdi Kirana itu telah meneken perjanjian kerjasama pemanfaatan lahan di Halim seluas 21 hektare (ha). Melalui perjanjian itu, Lion Group berkesempatan mengelola Halim hingga tahun 2025.

Untuk pengembangannya, Lion menggandeng PT Adhi Karya Tbk sebagai pembuat desain dan kontraktor.

Pada tahap awal pengembangan, Lion memberi tenggat waktu kepada Adhi Karya untuk menyelesaikan perluasan terminal, membangun taxi way, apron, gate dan garbarata selama sembilan bulan.

Dengan asumsi pekerjaan konstruksi dimulai bulan depan, Lion memprediksi bisa mengoperasikan Halim mulai Juli 2015.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement