Rabu 25 Mar 2015 20:07 WIB

Kementan Sebut Impor Gula tak Ancam Petani Tebu

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Industri Gula Nasional Harus Diproteksi: Pekerja melakukan bongkar muat gula putih di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Selasa (24/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Industri Gula Nasional Harus Diproteksi: Pekerja melakukan bongkar muat gula putih di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Selasa (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir mengatakan, petani tebu tidak perlu khawatir dengan adanya impor gula mentah atau raw sugar. Kebijakan impor tersebut tidak akan mengganggu harga jual gula petani tebu, asalkan gula mentah impor tidak merembes ke masyarakat.

"Harga gula turun karena adanya rembesan, kalau gak rembes ke pasar maka tidak akan menjadi masalah," ujar Gamal kepada ROL, Rabu (25/3).

Menurut Gamal, untuk menghindari adanya rembesan perlu ada pengawasan yang ketat dari Kementerian Perdagangan. Peredaran gula rafinasi harus diawasi agar realisasinya sesuai dengan kebutuhan industri. Gamal mengatakan, masuknya impor gula mentah juga tidak  menganggu musim giling yang akan jatuh sekitar Mei 2015.

"Selama tidak ada rembesan, tidak bermasalah bagi petani tebu," kata Gamal.

Menurut Gamal, kebutuhan gula di dalam negeri masih belum cukup sehingga perlu impor. Kebutuhan gula untuk industri makanan dan minuman sebesar 2,8 juta ton, serta untuk konsumsi yakni 2,6 juta ton. Sementara, produksi gula di dalam negeri hanya mencapai 2,5 juta ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement