REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Peter Jacobs mengaku belum mengetahui kabar rusaknya mesin cetak uang. Walaupun begitu ia tidak merasa adanya kekurangan kebutuhan rupiah ke Bank Indonesia (BI).
"Saya belum mendengar kabar itu. Tidak ada kekurangan pasokan rupiah," kata Jacobs saat dikonfirmasi ROL, Selasa (24/3).
Jacobs mengatakan tak ada terdengar isu itu di BI. Ia justru menanyakan dari mana kabar itu berhembus. Namun tidak ada kondisi di bank yang memperlihatkan kekurangan ketersediaan rupiah.
Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR, Sufmi Dasco Ahmad melaporkan kerusakan alat cetak Rupiah pada sidang paripurna yang digelar kemarin. Kerusakan itu berdampak pada ketidakmampuan percetakan uang negara memenuhi permintaan Bank Indonesia (BI) soal kebutuhan uang.
Hal itu dikatakan Sufmi juga menyebabkan nilai tukar rupiah melemah. Walaupun belum mengetahui pernyataan itu, Jacobs membantah kondisi itu berakibat menurunnya rupiah. Menurutnya, kondisi Rupiah lebih tepat dikarenakan perekonomian Amerika semakin membaik sehingga Dollar menguat.
Kerusakan alat cetak hanya berdampak pada suplai uang baru yang diturunkan. Walaupun ia sendiri belum merasakan kurangnya peredaran Rupiah.