Senin 09 Mar 2015 14:46 WIB

Pemerintah Dituding Abaikan Nasib Peternak Ayam Lokal

Rep: C78/ Red: Satya Festiani
Pedagang ayam menunjukan ayam dagangannya di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (21/1).  ( Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pedagang ayam menunjukan ayam dagangannya di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (21/1). ( Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atas laporan kebangkrutan ribuan peternak ayam lokal, Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) menyebut pemerintah saat ini abai terhadap keberlangsungan peternak ayam kampung alias ayam lokal.

"Saya heran kenapa Kementan selalu bicara sapi, padahal dibandingkan ayam, kontribusi sapi jauh lebih kecil dalam pemenuhan konsumsi nasional," kata Ketua Umum Himpuli Ade M Zulkarnain kepada Republika Online pada Senin (9/3).

Disebutkannya, kontribusi konsumsi sapi di masyarakat hanya 17 persen, sedangkan untuk daging ayam baik yang jenisnya ras maupun lokal sebesar 67 persen dengan kontribusi ayam lokal di dalamnya sebesar 11 persen. Ayam lokal, tambah dia, juga merupakan ternak yang wajib didukung dan dikembangkan jika mengacu pada amanat undang-undang.

Namun realisasinya, ia melihat terjadi proses marginalisasi yang berkelanjutan hingga pada ujungnya peternak ayam lokal menjadi korban. Ade juga merasa ada hal kontradiktif antara kebijakan pemerintah pusat dengan kebijakan di bidang peternakan dan pertanian.

"Presiden mengatakan ingin kedaulatan pangan, tapi tidak mengangkat potensi kedaulatan pangan itu sendiri," tuturnya. Contohnya, ketika yang seharusnya didukung adalah produksi ayam lokal, tapi malah yang berkembang ayam ras yang bibitnya impor. Selain itu, lanjut dia, mengapa yang diprioritaskan sapi padahal yang paling banyak dan mampu dikonsumsi masyarakat adalah ayam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement