Senin 23 Feb 2015 20:55 WIB

Pasokan Raskin Akan Stabilkan Harga Beras?

Rep: dessy suciati/ Red: Taufik Rachman
Stok Raskin (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Stok Raskin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian (Menko Perekonomian) Sofyan Djalil mengatakan pemerintah akan mendistribusikan beras jenis raskin guna menstabilkan meroketnya harga beras beberapa akhir ini. Sebanyak 300 ribu ton beras raskin pun akan mulai didistribusikan pada esok hari, Selasa (24/2).

"Kita akan suplai ke pasar paling sedikit 300 ribu ton mulai besok. Dan pada pemda, mendagri keluarkan surat dan akan ingatkan kembali bupati-bupati untuk keluarkan SPA (surat pengajuan alokasi). Begitu ada surat dari mendagri, Bulog bisa menyalurkan 300 ribu ton dalam bulan ini maka kenaikan harga yang berlebihan di daerah akan terkontrol kembali," kata Sofyan usai menghadiri rapat koordinator ketahanan pangan di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin (23/2).

Sofyan menjelaskan, selama periode November hingga Desember beras raskin tidak disalurkan. Sedangkan pada Januari dan Februari, jumlah beras raskin yang didistribusikan sangat terbatas, yakni sekitar 144 ribu ton. "Maka perintah Wapres bahwa kita jamak, Januari Februari raskin keluarkan 2 bulan," jelasnya.

Menurutnya, puncak panen raya akan terjadi pada bulan Maret dan April sehingga dapat digunakan untuk membangun cadangan nasional. Sofyan mengatakan, dengan menambah pasokan beras sebanyak mungkin ke pasar, maka harga beras pun diharapkan dapat dikendalikan.

"Biasa Rp 1.600 per kg harga tebusnya. Tapi dipasok banyak. Selama ini, itu yang meredam harga. Walaupun raskin ditujukan rakyat miskin," tambahnya.

Lanjutnya, hingga saat ini pemerintah menilai belum diperlukan adanya impor beras. Sofyan mengatakan hingga kini menteri pertanian optimis produktivitas beras masih mencukupi. "Sekarang cadangan Bulog masih cukup banyak ada 1.4 juta ton jadi keluarkan 300 ribu ton masih 900 ribu ton. Maret-April sudah panen raya, nanti Bulog serap lagi untuk bangun cadangan nasional," jelas Sofyan.

Selain itu, menurutnya, meroketnya harga beras tidak disebabkan oleh ulah tangan nakal yang menimbun beras. Sementara itu, menurut menteri pertanian, Amran Sulaiman, proyeksi produksi beras pada Januari hingga April tahun ini diperkirakan mencapai sekitar 32 juta ton.

"Produksi Januari 3 juta ton, Februari 6 juta ton, Maret 12 juta ton, April 10 juta ton. Januari-April total produksi 32 juta ton," terangnya. Amran mengatakan untuk mempercepat masa tanam yang sempat melambat pada tahun lalu, pemerintah akan memperluas areal dan indeks pertanaman serta produktivitas.

Rapat koordinasi ketahanan pangan ini dipimpin oleh Wapres Jusuf Kalla (JK) dan dihadiri oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan (Mendag) Rahmat Gobel, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Kepala Bulog Lenny Sugihat dan Kepala BPS Suryamin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement