REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut baik terbentuknya Badan Ekonomi Kreatif oleh presiden. Badan ini sudah lama diusulkan Kadin agar efisien dalam operasionalisasi di lapangan dan diharapkan dapat berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 14 persen.
Ketua Umum Kadin Bidang Industri Kreatif dan MICE (Meeting, Incentive Travels, Convention, Exhibition), Budyarto Linggowiyono mengatakan, film dan sektor digital multimedia dapat menyumbang devisa besar apabila dikelola dengan baik. Menurutnya, Indonesia harus bisa mencontoh Cina yang memiliki regulasi bahwa setiap hari ada slot selama dua jam untuk menayangkan animasi lokal.
Budyarto menjelaskan, untuk meningkatkan kontribusi terhadap PDB, Badan Ekonomi Kreatif dapat berpegang pada triple helix yang meliputi kerjasama antara akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah.
"Roadmap triple helix ini sudah ada di pemerintahan terdahulu, namun belum diaplikasikan secara masif sampai ke daerah," ujar Budyarto di Jakarta, Rabu (4/2).
Selain itu, industri kreatif juga harus dapat meningkatkan inovasi dalam setiap produknya dan mengembangkan brand lokal. Sehingga, bisa memiliki nilai tambah dan daya saing dengan produk-produk lain dari negara asing.
Saat ini industri kreatif sudah menyumbang PDB sebesar tujuh persen.
Badan Ekonomi Kreatif diharapkan dapat memacu industri kreatif untuk berkontribusi dua kali lipat terhadap PDB yakni sebesar 14 persen. Namun, menurut Budyarto, dari target tersebut, secara realistis industri kreatif mampu meningkatkan kontribusi sebesar 9 persen.
"Prosesnya masih panjang dan kita akan beri waktu, karena badan ini saja baru bisa bergerak setelah dana APBN-P turun," ujar Budyarto.