Selasa 27 Jan 2015 21:09 WIB

Elpiji Tiga Kilo Naik, YLKI: Masyarakat Sedari Dulu tak Dapat Kepastian Harga

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja mendistribusikan tabung gas tiga kilogram kepada pengecer di agen elpiji di kawasan Mampang Prapatan,Jakarta, Kamis (3/7).(Republika/Prayogi).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja mendistribusikan tabung gas tiga kilogram kepada pengecer di agen elpiji di kawasan Mampang Prapatan,Jakarta, Kamis (3/7).(Republika/Prayogi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Rencana kenaikan harga Elpiji tiga kilo dinilai akan semakin membuat masyarakat tidak memiliki kontrol terhadap harga elpiji. Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Husna Zahir mengungkapkan, masyarakat memang sedari dulu tidak bisa mendapat kepastian harga.

Dia menyebut, bila pemerintah bersikukuh kenaikan harga dengan angka tertentu, pada kenyataan di lapangan harga elpiji akan naik tak terkontrol. Hal inilah yang luput dari perhatian pemerintah.

"Jadi kita ingin mengatakan bahwa ada dasarnya harga elpiji yang sebenarnya yang untuk tiga kilo itu kita tidak tahu berapa di lapangan. Harga di lapangan itu bervariasi," jelasnya kepada Republika, Selasa (27/1).

Husna menyebut, bila tata niaga yang dilakukan pemerintah masih seperti ini maka konsumen akan semakin sulit mengontrol harga. Tentang opsi lainnya, yaitu pengalihan subsidi BBM dan listrik untuk menyubsidi elpiji, Husna menilai ini juga tidak akan menyelesaikan masalah.

"Harga elpiji tiga kilo tarik-tarikan sama dua belas kilo. Jadi mau dialihkan atau apa, itu kan muter muter di situ juga. Saya mikirnya dari sisi konsumen juga nggak bisa memahami itu sebenarnya mekanismenya," ujar Husna.

Karena, lanjut Husna, persoalan dari listrik sendiri juga naik turunnya masih tidak jelas. Menurutnya, kalau pengalihan itu hanya bicara paket kantongnya APBN yang konsumen pun tidak tahu ke mana arahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement