Jumat 02 Jan 2015 14:45 WIB

Premium Turun, Sopir tak Mau Turun Tarif

Rep: C02/ Red: Erdy Nasrul
Sebuah angkot jurusan Kampung Melayu - Karet menurunkan penumpang di sembarangan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (23/6).
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Sebuah angkot jurusan Kampung Melayu - Karet menurunkan penumpang di sembarangan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KEBAYORAN BARU – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sudah turun dari harga Rp 8.500 menjadi Rp 7,500.  Pemberlakuan harga baru ini ternyata tidak membuat tarif angkutan umum seperti mikrolet  turun tarif.

Menurut supir mikrolet C01 tujuan Kebayoran Lama- Ciledug Mugianto harga baru pada premium tidak turun signifikan. Walaupun harga premium turun seribu, tidak mungkin tarif angkutan diturunkan seribu atau Rp 500.  “Tanggung kalau diturunkan kecuali harga premiun lama berlaku lagi,” ujar Murgianto.

Dia juga mengatakan sampai hari ini Jumat (2/1) belum ada keputusan dari koperasi untuk turun tarif. Pemberlakukan harga Rp 4.000 untuk rute terdekat akan terus diberlakukan. Ia mengakui beberapa penumpang ada yang protes karena supir masih tagih tarif Rp 4.000.  Namun, kita tetap bersikeras meminta penumpang untuk bayar Rp 4.000.

Turunnya harga premium menurut Murgianto belum bisa merubah kondisi masyarakat. Sebagai supir mikrolet kata Murgianto akan berbicara kepada koperasi jika memaksa turun tarif. Sebab harga kebutuhan sembilan bahan pokok masih tinggi. Murgianto meminta kepada penumpang untuk mengerti dengan situasi ini. Perubahan tarif tidak tergantung dengan harga BBM turun atau tidak. Turun atau naiknya tarif tentuk juga disesuaikan dengan harga sembako dan suku cadang mobil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement