Senin 29 Dec 2014 16:29 WIB

Menko Maritim: Renegosiasi Kontrak Migas Adalah Kesempatan

Rep: c85/ Red: Esthi Maharani
Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo (kiri) dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi keterangan pers di kantor KKP, Jakarta, Jumat (21/11).  (Antara/Fanny Octavianus)
Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo (kiri) dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi keterangan pers di kantor KKP, Jakarta, Jumat (21/11). (Antara/Fanny Octavianus)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dimulai tahun 2017 mendatang, sejumlah kontrak karya blok migas di Indonesia akan habis. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengungkapkan, habis kontrak migas adalah kesempatan bagi Indonesia untuk kembali menjadi tuan rumah dalam sektor migas di dalam negeri sendiri. 

"Pada 2024 akan ada 38 PSC (Produstion Sharing Contract) yang habis kontrak. Ini dimulai tahun 2017 dengan salah satunya Total di Blok Mahakam. Nah ini kesempatan kita. Persiapan untuk berdikari dalam sektro migas akan dilakukan dalam kurun waktu 6 tahun. Harus ada "appraisal" dahulu," jelas Indroyono kepada awak media, Senin (29/12).

Selain itu, Indroyono juga menambahkan pemerintah akan memaksimalkan pemanfaatan 6 kilang existing milik Pertamina untuk meningkatkan pengolahan. 

"Kita selama ini masih impor. Sedangkan harga minyak dunia anjlok karena AS sudah bisa memnuhi kebutuhan minyak mereka dengan shale oil dan shale gas. Dan Arab Saudi sengaja membanjiri dunia dengan produksi mereka. Namun kita juga impor minyak mentah di samping sawit, batubara, dan karet," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement