Selasa 23 Dec 2014 18:02 WIB

Akhir Tahun, BI Imbau Waspada Uang Palsu

Rep: C87/ Red: Winda Destiana Putri
Bank Indonesia
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mengimbau masyarakat mewaspadai peredaran uang palsu di akhir tahun pada liburan Natal dan tahun baru.

Meningkatnya transaksi di akhir tahun diwaspadai menjadi modus peredaran uang palsu.

Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Dian Karmila, mengatakan masyarakat diminta berhati-hati dalam bertransaksi dengan uang kartal.

"Untuk menghindari uang palsu, masyarakat diminta untuk selalu cermat dan teliti terhadap ciri keaslian uang rupiah, ingat tiga D, dilihat, diraba, diterawang," kata Dian dalam konferensi pers di gedung BI, Jakarta, Selasa (23/12).

Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs, menambahkan temuan uang rupiah palsu di Indonesia relatif rendah dibanding temuan mata uang palsu di negara lain. Di Amerika Serikat, perbandingannya 100 lembar per 1 juta lembar uang yang diedarkan (UYD). Sementara, di Eropa sebanyak 43 lembar per 1 juta lembar UYD.

"Sedangkan Poundsterling sebanyak 143 lembar per 1 juta lembar UYD," imbuh Peter.

Dian mengatakan peredaran uang palsu di Indonesia paling banyak di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatra Utara. Sebab, transaksi ekonomi masyarakat paling banyak di wilayah tersebut.

Jika menemukan uang palsu, lanjut Dian, perbankan harus menyampaikan laporan ke BI. Kalau masyarakat menyetor uangnya palsu ke bank, maka bank tidak boleh mengembalikan ke nasabah yang bersangkutan, melainkan dilaporkan ke BI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement