Selasa 23 Dec 2014 03:03 WIB

JK Diminta Tingkatkan Jumlah Pengusaha Susu Sapi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Seorang pekerja memerah susu dari seekor sapi di tempat produksi susu sapi di Jakarta, Selasa (19/8).
Foto: Republika/Prayogi
Seorang pekerja memerah susu dari seekor sapi di tempat produksi susu sapi di Jakarta, Selasa (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pengusaha susu sapi di Indonesia dinilai masih kurang. Menurut Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), Suryani SF Motik saat ini pemenuhan kebutuhan susu sapi oleh pengusaha dalam negeri masih sangat rendah.

Ia mengatakan kebutuhan susu oleh pengusaha dalam negeri hanya sebanyak 30 persen. 

"Kita juga minta pengadaan produk sapi yang masih lemah," katanya usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin (22/12).

Suryani pun menegaskan lahan untuk pengembangan usaha sapi perah di Indonesia pun cukup luas. Sehingga ia berharap agar pemerintah dapat meningkatkan jumlah para pengusaha sapi. 

Saat ini, lanjutnya, kualitas sapi perah pun masih sangat sedikit, yakni hanya 10 liter per sapi tiap harinya. Sedangkan, kualitas sapi perah di Australia atau New Zealand mencapai 30-35 liter per sapi tiap harinya. 

Menurut catatannya, jumlah industri susu sapi pun tercatat masih rendah, yakni di bawah 10. Kondisi ini disebabkan oleh biaya produksi yang cukup tinggi, sedangkan harga jual susu tak memadai.

Suryani pun meminta agar pemerintahan Jokowi-JK dapat membuat kebijakan yang terintegrasi yang dapat merangsang pertumbuhan industri sapi atau susu sapi di Indonesia, seperti ketersediaan bibit sapi unggul, pakan sapi, dan lahan sapi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement