Selasa 16 Dec 2014 17:59 WIB

Akhirnya, BI Putuskan Intervensi Rupiah

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bank Indonesia
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Bank Indonesia memastikan melakukan intervensi di pasar untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terus melemah. Rupiah berada di level Rp 12.900 terhadap dolar per Selasa (16/12).

Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs, intervensi dilakukan untuk menunjukkan BI tidak tinggal diam, dan tidak membiarkan rupiah berfluktuasi secara tajam. Namun BI tidak menargetkan intervensi sampai level berapa, melainkan untuk membuat fluktuasinya menjadi lebih smooth.

BI, menurut dia, akan selalu ada di pasar dan melakukan intervensi. Intervensi termasuk kemungkinan BI menjual dolar. "Ya kalau dibutuhkan dolar dan demandnya tinggi ya kita jual dolar, kalau dibutuhkan rupiah kita jual rupiah," imbuhnya.

Tak hanya rupiah, BI juga menurutnya melakukan intervensi kepada Surat Berharga Negara (SBN). Jika harga SBN lebih stabil, lanjutnya, BI akan tahu ada outflow dari SBN sehingga tidak akan masuk ke pasar SBN.

Selain itu, jika harga SBN stabil investor akan lebih nyaman tidak akan menjual SBN-nya. BI juga telah bertemu dengan pemerintah untuk membahas langkah pelemahan rupiah.

Di samping itu, BI memanfaatkan fasilitas term deposit valas, swap valas instrumen-instrumen moneter untuk transaksi valas di pasar domestik. BI akan melakukan support dengan banyak instrumen agar pendalaman pasar keuangan tetep berjalan dengan baik.

Namun, BI tidak mengorbankan cadangan devisa untuk melakukan intervensi pasar. "Kita kan intervensinya terukur, artinya kita tidak jor-joran, terukur supaya memberikan sinyal kalau BI enggak hanya diam," ujarnya.

Meski terjadi pelemahan rupiah terhadap dolar, Peter mengapresiasi rupiah justru menguat terhadap mata uang lain, seperti yen Jepang, ringgit Malaysia, Euro, dan won Taiwan.  Sampai tahun depan, BI akan menjaga stabilitas nilai rupiah melalui monitoring dan intervensi. Kalau pun terjadi depresiasi atau apresiasi, lanjut Peter, itu tidak terjadi secara cepat.

"Intervensinya bisa jual, bisa beli, supaya harganya itu folatilitinya bisa terjaga, itu yang kita tuju," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement