Selasa 18 Nov 2014 10:56 WIB

Eksplorasi Migas untuk Kemakmuran Anak Bangsa

Ekplorasi migas
Ekplorasi migas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Generasi saat ini bisa menikmati minyak dan gas (migas) berkat kegiatan eksplorasi generasi sebelumnya. Karena itu, semua pihak patut mendukung kegiatan eksplorasi agar migas tetap tersedia bagi anak cucu bangsa di masa datang.

 

Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) menyumbang sekitar 30 persen terhadap penerimaan negara. Hasil migas yang dinikmati hari ini sejatinya adalah buah jerih payah pencarian atau eksplorasi yang dilakukan belasan atau bahkan puluhan tahun lalu.

Ibarat menanam pohon, buah yang dipetik hari ini lantaran pohon tersebut ditanam beberapa waktu sebelumnya. Begitu pula yang akan terjadi apabila kita menanam pohon saat ini, maka buahnya bisa dipetik dan dinikmati (bahkan dijual) di masa mendatang.

Kegiatan eksplorasi adalah tahap awal dari seluruh rangkaian kegiatan hulu migas. Secara umum, aktivitas eksplorasi meliputi studi geologi, studi geofisika, survei seismik, dan pengeboran eksplorasi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menemukan cadangan baru, baik di wilayah kerja yang sudah berproduksi maupun di wilayah kerja yang belum diproduksikan.

Kegiatan eksplorasi memerlukan biaya yang sangat besar untuk memperoleh informasi geologi, seismik, pengeboran sumur, dan pengolahan data. Di sisi lain, kegiatan ini mengandung risiko dan ketidakpastian yang sangat tinggi.

Bak mencari harta karun, hasil kegiatan eksplorasi migas juga bervariasi. Investor mungkin saja gagal menemukan cadangan migas. Bisa juga investor menemukan cadangan migas, namun penemuan tambang tersebut tidak ekonomis untuk dikembangkan. Di sisi lain, tentunya investor bisa berhasil mendapatkan cadangan migas yang berlimpah sekaligus mempunyai nilai ekonomis yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Jika berhasil menemukan cadangan yang cukup ekonomis untuk dikembangkan, maka kegiatan selanjutnya adalah fase produksi.

Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dari 750 sumur eksplorasi yang dibor pada periode 2002-2012, jumlah sumur yang tidak menghasilkan (dry hole) mencapai 328 sumur atau mendekati 50 persen. Data lain menunjukkan, dalam kurun waktu 2009-2013, sebanyak 16 kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) asing mengalami kerugian hingga 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 19 triliun akibat kegagalan eksplorasi di 16 wilayah kerja yang berlokasi di laut dalam.

Sistem kontrak bagi hasil atau production sharing contract (PSC) yang diadopsi oleh industri hulu migas Indonesia memang melindungi negara dari paparan risiko eksplorasi yang tinggi tersebut. Dalam sistem PSC, hanya kegiatan eksplorasi yang berhasil menemukan cadangan migas ekonomis yang bisa dikembangkan sajalah yang biaya investasi eksplorasinya akan dikembalikan melalui mekanisme cost recovery. Karena itu, dalam konteks kasus 16 kontraktor KKS asing di atas, semua kerugian menjadi tanggungan masing-masing kontraktor.

Meskipun negara terbebas dari risiko eksplorasi yang tinggi, sukses eksplorasi sebenarnya sangat penting untuk menjamin kelangsungan industri hulu migas. Eksplorasi yang gagal pun sesungguhnya bukanlah merupakan kerugian murni karena kegiatan ini menghasilkan data sebagai panduan kegiatan eksplorasi berikutnya. Sedangkan kegiatan eksplorasi yang berhasil tentu saja menjadi syarat ketersediaan produksi migas di masa mendatang.

Sayangnya, rangkaian kegiatan eksplorasi tidak selalu mendapat dukungan semua pemangku kepentingan. Data dari SKK Migas menunjukkan, kegiatan eksplorasi menemui berbagai kendala di lapangan. Kendala paling utama justru berkaitan dengan kendala-kendala eksternal (47 persen), yaitu masalah sosial, perizinan, dan tumpang tindih lahan. Kendala lainnya berkaitan dengan masalah internal kontraktor KKS (24 persen), misalnya kendala finansial dan kurangnya ketersediaan alat dan jasa penunjang operasi (21 persen).

Kontraktor eksplorasi juga sering dibebani berbagai permintaan dari masyarakat di sekitar wilayah operasi. Padahal, selama fase ini, para kontraktor praktis belum menghasilkan penerimaan apa pun. padahal, kegiatan eksplorasi sudah seharusnya mendapat dukungan semua pihak. Generasi saat ini bisa menikmati hasil migas berkat kegiatan eksplorasi yang dilakukan dan didukung oleh generasi sebelumnya. Karena itu, semua pihak patut mendukung kegiatan eksplorasi agar migas tetap tersedia bagi generasi masa depan bangsa.

Sudah sepatutnya generasi sekarang bekerja keras melakukan dan mendukung eksplorasi agar migas tetap tersedia bagi anak cucu di masa datang. Eksplorasi memang tidak selalu menemukan cadangan migas, tetapi migas pasti tidak akan ditemukan tanpa adanya eksplorasi. Dan, sekali lagi, keberhasilan dan kejayaan eksplorasi migas saat ini artinya kesejahteraan dan kemakmuran bagi anak-cucu negeri di kemudian hari. Mereka lah yang akan paling menikmati buah manis eksplorasi migas yang kita lakukan saat ini. (ADV)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement