Senin 27 Jan 2025 13:55 WIB

Kelola Minyak Mentah Dalam Negeri, Upaya Pemerintah Tekan Impor

Pemerintah terus tingkatkan kapasitas dan fleksibilitas teknologi kilang dalam negeri

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Friska Yolandha
Ilustrasi kilang minyak. Pemerintah menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan kemandirian energi nasional.
Foto: dok freepik
Ilustrasi kilang minyak. Pemerintah menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan kemandirian energi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan kemandirian energi nasional. Ke depan, ekspor minyak mentah (crude oil) akan dioptimalisasi agar semaksimal mungkin dimanfaatkan oleh kilang minyak dalam negeri. Muaranya untuk meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) nasional.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan pemerintah akan mengalihkan seluruh minyak mentah bagian negara yang sebelumnya direncanakan untuk diekspor agar diproses di kilang dalam negeri. Minyak mentah bagian kontraktor yang tidak sesuai spesifikasi juga diminta untuk diolah dan dicampur, sehingga memenuhi standar yang diperlukan untuk konsumsi kilang domestik. Kebijakan ini menjadi langkah penting dalam mempercepat tercapainya tujuan swasembada energi.

Baca Juga

"Sesuai arahan Presiden Prabowo (Subianto), kami telah meminta kilang-kilang dalam negeri untuk memanfaatkan semua crude, termasuk yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi spesifikasi. Sehingga ekspor crude semakin menurun,” kata Bahlil di Jakarta, Senin (27/1/2025).

Pemerintah terus meningkatkan kapasitas dan fleksibilitas teknologi kilang dalam negeri. Kilang-kilang utama seperti Balikpapan, Cilacap, dan Dumai kini mampu mengolah minyak mentah dengan spesifikasi beragam, termasuk jenis minyak mentah yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi standar. Pemerintah juga terus mendorong percepatan pembangunan kilang baru seperti Kilang Tuban dan Balongan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan dalam beberapa tahun ke depan.

Dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM, perkiraan ekspor minyak mentah tahun ini sekitar 28 juta barel. Lalu sebanyak 12-13 juta barel ditargetkan dapat dioptimalkan untuk menambah pasokan kilang minyak dalam negeri. Untuk itu, Kementerian ESDM meminta Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), maupun PT Pertamina (Persero) untuk mengimplementasikan hal tersebut.

“Kami dorong SKK Migas, KKKS, dan Pertamina agar minyak mentah domestik memberikan nilai tambah dalam negeri sehingga turut mengurangi impor,” kata Balik, menutup pernyataannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement