REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan pentingnya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Menurutnya subsidi BBM harus dialihkan ke sektor produktif karena selama ini salah sasaran.
Mantan menteri BUMN tersebut mengatakan, pemerintah mengucurkan anggaran mencapai Rp 800 triliun dalam lima tahun terakhir. Akan tetapi, yang menikmati subsidi tersebut kebanyakan bukanlah rakyat kecil.
"Rp 800 triliun kita bakar. Yang menikmati siapa? Mafia migas barangkali," ucap Sofyan di Jakarta, Senin (17/11).
Padahal, kata Sofyan, anggaran subsidi BBM bisa dialihkan ke sektor yang produktif. Beberapa diantaranya adalah perbaikan irigasi dan mencetak lahan baru seluas satu juta hektare. Sofyan menjelaskan sekitar 52 persen irigasi di Indonesia mengalami kerusakan baik itu kerusakan level berat, sedang, dan ringan.
"Untuk memperbaikinya hanya butuh biaya Rp 50 triliun," katanya.
Sedangkan mengenai pembuatan lahan baru seluas 1 juta hektare, Sofyan memperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 15 triliun. Karena itu, Sofyan tak bosan untuk mengedukasi semua pihak bahwa subsidi BBM harus dialokasikan ke hal-hal bermanfaat.