Senin 06 Oct 2014 12:43 WIB

Demi UMKM, Panin Syariah Gelontorkan Dana ke Infrastruktur

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
  Bank Panin Syariah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (15/1).    (Republika/Aditya Pradana Putra)
Bank Panin Syariah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (15/1). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panin Bank Syariah (PBS) berupaya membantu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) termasuk menghadapi era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Salah satu caranya dengan memberikan pembiayaan untuk sektor infrastruktur.

Corporate Communication PT Panin Bank Syariah Tbk, Subeni, mengatakan, sebenarnya target utama pembiayaan PBS adalah untuk UMKM dan usaha kecil dan menengah (UKM). Namun, kata dia, jika infrastruktur tidak baik, maka industri UKM juga akan tersendat. Akibatnya, industri riil akan ikut tersendat. Untuk itu, PBS akhirnya memberikan pembiayaan untuk infrastruktur yang mendukung kelancaran usaha UMKM, apalagi untuk menghadapi era MEA yang berlaku tahun 2015.

“Karena kami mendukung penuh infrastruktur yang sejalan dengan pengembangan UMKM. Tujuan utama kami memang ingin agar industri riil makin hidup,” katanya kepada Republika, di Jakarta, Senin (6/10). Dia mencontohkan, salah satu pembiayaan untuk infrastruktur yang sedang berjalan sekarang ini adalah pembiayaan proyek pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi di Bandung, Jawa Barat.

Adapun nilai pembiayaan yang digelontorkan untuk membiayai proyek itu sebesar Rp 30 miliar. Pembiayaan itu masih tahap awal untuk pembuatan jalan masuk ke area eksplorasi dan perumahan karyawan. Sebagai bentuk keseriusan PBS membiayai proyek infrastruktur yang mendukung kelangsungan UMKM, pihaknya sampai memberikan pembiayaan industri dan infrastruktur dengan komposisi mendekati 20 persen dari total pembiayaan.

Berdasarkan data pembiayaan PBS per Agustus 2014 yaitu sebesar Rp 4,356 triliun. Dari total pembiayaan itu, sebanyak 80 persen pembiayaan tersebut untuk UKM, dan sekitar 18 persen untuk industri dan infrastruktur. Sisanya adalah untuk pembiayaan konsumtif.

“Alhamdulilah, jumlah pembiayaan PBS per Agustus 2014 naik 40 persen year on year (YoY),” ujarnya.

Dengan memberikan pembiayaan untuk infrastruktur, pihaknya berharap industri riil makin hidup sehingga peredaran uang makin merata.

Sementara itu, Branch Manager PBS cabang Bandung Dewi Mayangsari, mengatakan pembiayaan pembangkit listrik tenaga panas bumi merupakan dukungan PBS untuk infrastruktur. “Salah satunya pembiayaan infrastruktur pembangkit tenaga listrik di Bandung, kami bermitra dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk mendukung Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Cisolok,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement