REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga pada 2015 bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi larinya investor dari Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal yang juga salah satu anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida, mengatakan banyak hal yang menjadi pertimbangan sebelum investor memutuskan menarik dananya dari Indonesia.
Apalagi dalam waktu dekat OJK akan memberikan kemudahan-kemudahan agar semakin banyak investor yang masuk ke pasar modal dalam negeri.
Nurhaida menegaskan, OJK sebagai lembaga pengawas sektor jasa keuangan berusaha untuk membuat pasar modal tetap terlihat menarik bagi para investor. Bagaimanapun juga, lanjutnya, modal akan bergerak menuju tempat yang memberikan keamanan dan imbal hasil (return) yang bagus.
“Sepanjang market kita masih bisa memberikan apa yang dibutuhkan oleh investor tentu mereka akan tetap di sini,” kata Nurhaida pada Kamis (25/9) di Jakarta.
Selama empat tahun terakhir data statistik transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pergerakan yang fluktuatif. Pada 2010 nilai rata-rata transaksi harian sebesar 5,432 juta lembar saham. Nilai saham yang ditransaksikan Rp 4,801 triliun dengan jumlah transaksi 105.790 transaksi.
Pada 2011, rerata jumlah saham yang dipindahtangankan setiap hari sebanyak 4,873 lembar saham. Rerata total nilai saham per hari mencapai Rp 4,953 triliun dari 113.454 transaksi. Di 2012 nilai rata-rata transaksi harian sebesar 4,284 juta lembar saham. Rerata nilai saham yang ditransaksikan per hari Rp 4,537 triliun dengan jumlah transaksi 121.712 transaksi.
Kenaikan terjadi pada 2013 yang mencatat rerata volume transaksi harian sebesar 5,503 juta lembar saham. Rata-rata volume transaksi harian meningkat 28,46 persen dibandingkan 2012. Nilai saham yang ditransaksikan per hari Rp 6,238 triliun. Naik 37,49 persen dibanding 2012.
Rata-rata frekuensi transaksi harian saham sebanyak 153.686 transaksi atau naik 26,27 persen. Hingga September 2014 perusahaan publik (emiten) / perusahaan terbuka (Tbk) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) sebanyak 502 emiten.