REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Komisi Eropa memberikan komitmen bantuan 90 juta euro (116 juta dolar AS) kepada "Open and Disruptive Innovation" (ODI) selama 12 bulan ke depan, demikian menurut sebuah pernyataan pada Kamis.
ODI bertujuan untuk mentransformasikan gagasan-gagasan distruptif ke dalam solusi konkret, inovatif (produk, jasa, model) dan menciptakan pasar-pasar baru dengan dampak Eropa dan global.
Dana baru tersebut akan dialokasikan untuk produk-produk inovatif, seperti alat untuk membantu dokter berkomunikasi dengan pasien non-responsif; alat kontrol irigasi berbasis "cloud" untuk meningkatkan efisiensi air di peternakan hingga 30 persen; sebuah "electronic nose" untuk lebih menentukan bagaimana makanan segar Anda -- ini adalah beberapa dari 30 teknologi UKM dan start-up yang menerima pendanaan dari Uni Eropa.
UKM dari Austria, Denmark, Finlandia, Prancis, Irlandia, Israel, Lithuania, Polandia, Slovenia, Spanyol, Turki dan Inggris dipilih untuk menerima masing-masing 50.000 euro selama paling banyak enam bulan, untuk membuat ide bisnis mereka secara teknis dan komersial.
Sebagian besar dari 30 UKM yang dipilih berusia dua sampai lima tahun. Dipilih dari 886 proposal, mereka adalah usaha yang inovatif dan berteknologi tinggi dengan dimensi komersial yang kuat.
Wakil Presiden Komisi Eropa Neelie Kroes mengatakan bahwa instrumen baru diciptakan untuk secara tepat memaksimalkan potensi ini, untuk memungkinkan UKM individual memiliki akses dana yang dapat memungkinkan mereka membuat ide cemerlang mereka menjadi kenyataan.